Pernahkah Anda mengalami kesulitan selama proses imunisasi lantaran anak takut disuntik? Mengapa mereka bisa takut dan bagaimana cara mengatasinya?
Imunisasi sangat penting dilakukan untuk menghindarkan anak dari beberapa ancaman penyakit, seperti hepatitis B, polio, campak, dan lain-lain. Pemerintah dan Ikatan Dokter Indonesia sangat menghimbau kepada masyarakat yang sadar akan kesehatan bayi dan anak-anak untuk mengikutsertakan mereka dalam program imunisasi ini.
Cara untuk menerima vaksin ini adalah dengan cara disuntikkan ke dalam tubuh. Biasanya dilakukan pada bagian bahu. Besar kemungkinan anak akan merasa takut mengalami proses ini, terutama karena jarum suntik. Mungkin mereka pernah mendengar cerita teman yang telah disuntik lebih dulu atau melihat prosesnya di televisi lengkap dengan gambaran anak yang berteriak-teriak kesakitan. Akhirnya, peristiwa ini menjadi momok bagi sebagian besar anak di Indonesia.
Sebagai orang tua, Anda harus telaten mendampingi anak agar lebih berani menghadapi tahap ini. Caranya sebagaimana yang telah dijabarkan di bawah ini.
Jangan pernah menakut-nakuti tentang jarum suntik
npr
Satu kesalahan asuh terbesar yang dilakukan orang tua adalah jika pernah menakut-nakuti anak tentang jarum suntik. Misalnya, jika anak tidak mau diam akan disuntik Pak Dokter atau kalau anak tidak mau makan bisa sakit dan disuntik. Hal semacam ini memberikan sugesti kepada anak bahwa suntikan adalah sesuatu yang diterima jika berlaku buruk. Akibatnya, anak takut disuntik.
Mungkin awalnya anak jadi menurut atas ancaman Anda. Namun, akhirnya Anda akan kesulitan saat anak harus menghadapi imunisasi atau kejadian lain yang melibatkan suntikan. Anak akan meronta, berteriak, atau melarikan diri, yang membuat semua ini makin sulit.
Jelaskan pentingnya disuntik
faktor
Anak perlu mendapatkan penjelasan atas apa yang tidak mereka ketahui. Misalnya, saat akan menerima imunisasi, jelaskan kepada anak bahwa mereka harus mendapatkan suntikan ini agar tidak sakit di kemudian hari.
Anda tidak perlu berbohong kalau suntik itu tidak sakit. Hal ini justru akan menjadi bumerang dan tidak lagi mempercayai kata-kata Anda. Sebaiknya katakan kalau sakit, tapi sebentar. Berikan juga contoh kalau Anda dulu berani disuntik waktu seusianya.
Bermain bersama anak
Northernvirginiamag
Ketika anak tidak mengetahui apa yang akan dihadapinya, kadang imajinasi mereka menjadi terlalu liar sehingga anak takut disuntik. Hal ini bisa Anda antisipasi melalui permainan dokter-dokteran, jauh sebelum anak akan mendapatkannya.
Anda bisa menjadi dokter dan anak pasiennya. Simulasikan yang akan terjadi saat anak disuntik. Lalu Anda bertukar peran dengan anak. Pengalaman menyenangkan ini bisa Anda bawa kembali saat anak akan disuntik.
Alihkan perhatiannya ketika disuntik
missecoglam
Mau tidak mau, pengalaman pertama menerima jarum suntik selalu terasa mendebarkan. Jangankan bagi yang pertama, yang sudah pernah pun kadang masih takut. Orang dewasa saja kadang menghindar, apalagi anak-anak.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda membantu dokter atau perawat untuk mengalihkan perhatian anak, terebih lagi jika anak takut disuntik. Biasanya dokter yang biasa menghadapi anak-anak sudah ahli dalam menghadapi situasi semacam ini.
Berikan pujian
Romper
Menghadapi rasa takut itu tidak mudah. Bagi anak-anak, menghadapi suntikan adalah sebuah perjuangan besar. Oleh karena itu, tidak ada salahnya orang tua memberikan pujian sebagai reward akan keberanian anaknya. Nyatakan hal ini dengan kesungguhan melalui wajah dan gerak tubuh.
Setelah disuntik, mungkin anak akan merasa sakit. Namun, ini normal sebagai bentuk proses tubuh yang membentuk antibodi terhadap vaksin yang baru saja didapat. Tetap dampingi anak dengan penuh kasih sayang. Anda kini bisa lebih tenang karena anak sudah terlindungi dari beberapa macam penyakit berbahaya. Anak juga boleh berbangga karena bisa menghadapi rasa takutnya.
