Tips Mengedukasi Anak Agar Tidak Menjadi Korban Bullying

25 July 2022

Fenomena bullying dapat terjadi pada siapa saja, termasuk si buah hati. Bullying menimbulkan sejumlah kerugian pada korbannya. Bukan hanya luka pada fisik, tapi juga pada mental yang mengakibatkan anak merasa kurang percaya diri, ketakutan, sulit bersosialisasi, dan trauma.

Mengerikan? Tentu saja. Namun kabar baiknya adalah Anda dapat mengedukasi anak agar tidak menjadi korban bullying. Yuk, ajarkan beberapa hal di bawah ini!

Membangun Rasa Percaya Diri Anak

Unsplash

Kebanyakan korban bullying adalah mereka yang memiliki rasa percaya diri rendah. Maka, bangunlah rasa percaya diri anak dimulai dari lingkungan keluarga. Ciptakan ikatan yang suportif di antara anggota keluarga.

Jangan pernah menyalahkan anak tanpa sebab yang jelas dan memberi solusi apa yang seharusnya dilakukan. Biarkan anak belajar menyuarakan pendapat dan perasaannya tanpa rasa tertekan. Dengan demikian anak akan merasa lebih percaya diri karena tahu ada keluarga yang mendukungnya, serta memiliki pandangan yang baik terhadap diri sendiri.

Belajar untuk Berkata Tidak

Pixabay

Para pelaku bullying kerap mengincar anak yang tidak berdaya dan menuruti semua keinginan mereka. Jadi, ajarkan anak untuk berani berkata tidak terhadap sesuatu yang merugikan dirinya atau orang lain. Orangtua juga bisa memberi penjelasan tentang contoh perilaku yang salah dan benar sehingga anak menjadi semakin paham.

Orangtua = Tempat Curhat

Unsplash

Banyak anak-anak yang tertutup dan enggan bercerita apapun ke orangtuanya. Faktor utamanya adalah karena ketika anak bercerita, orangtua justru memberi ceramah bahkan cenderung menyalahkan anak. Padahal, orangtua seharusnya menjadi tempat curhat anak-anak yang mengayomi. Seandainya anak-anak mengalami perilaku bullying dan langsung bercerita pada orangtua, tentu kita sebagai orangtua dapat melakukan antisipasi lainnya supaya kejadian tersebut tidak berlarut-larut.

Tidak Melawan dengan Kekerasan

Unsplash

Saat merasa terancam, anak kita mungkin akan melawan pem-bully dengan kekerasan. Sayangnya, cara ini hanya akan memancing pem-bully untuk semakin kejam dan mengajarkan anak kita untuk bertindak jahat. Ada baiknya Anda mengajarkan anak untuk melindungi diri, bukan melawan. Misalnya dengan segera pergi menghampiri guru atau setidaknya ke area yang cukup ramai untuk minta pertolongan.

Edukasi tentang Bullying

Unsplash

Kalau anak tidak tahu apa itu bullying, mereka tidak akan paham tentang situasi yang mengancamnya. Beri penjelasan ringan dan contoh seperti apa itu bullying. Beri tahu juga tentang penyebab orang melakukan bullying dan dampak-dampak yang dialami korban. Anda pun bisa mengajarkan anak untuk menolong korban bullying seperti mengajaknya untuk menjauh dari pelaku, melerai pertikaian, dan memanggil pertolongan dari orang dewasa.

Bangun Rasa Empati

Unsplash

Ajak anak untuk melihat kondisi kehidupan orang di sekitar, di mana ada orang yang sukses dan ada yang mengalami kesulitan. Keberagaman ini membuat anak lebih empati dan menghargai eksistensi masing-masing orang. Di sini anak-anak juga dapat belajar memahami anak lain yang menjadi korban bullying. Bagaimana perasaannya, bagaimana luka yang diterima, dan sebagainya.

Nantinya anak-anak jadi semakin paham kalau dirinya berhak untuk hidup dalam rasa aman, bebas bullying. Proses membangun rasa empati ini membutuhkan waktu lama. Namun bersabarlah karena tidak ada kata terlambat dan sia-sia.

Mengedukasi anak agar tidak jadi korban perundungan itu penting. Tapi Anda juga punya tanggung jawab agar anak tidak menjadi pelaku perundungan. Tanamkan konsep kepribadian anak di mana mereka bisa menjadi hebat tanpa perlu menghina orang lain. Berperilaku jahat pada orang lain pun tidak memberi keuntungan, malah hanya akan membuang tenaga. Alihkan perhatian anak dari perundungan dengan kegiatan bermanfaat.

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 4.7 / 5. Vote count: 545

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a reply
Apa Bedanya Playgroup, Pre-school, dan Kindergarten?Anak Rewel di Hari Pertama Sekolah, Lakukan Ini!

Leave Your Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Free Call

We are pleased to answer all your questions
+62 888 1 800 900
Live Chat via Whatsapp!