3 Kesalahan Umum Saat Menerapkan Time Out dan Cara Menyelesaikannya

9 September 2019

Ketika menerapkan time out, biasanya orang tua berharap anak dapat duduk sendiri, tenang, dan bersikap kooperatif. Nyatanya, banyak anak yang menangis atau memanggil-manggil orang tuanya. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan saat memberikan time out; misalnya, terlalu banyak peringatan atau membiarkan anak bermain saat dihukum.

Jika Anda adalah orang tua yang menerapkan time out dan hasilnya tidak sesuai harapan, maka Anda perlu mengetahui beberapa kesalahan yang mungkin Anda lakukan saat melakukan teknik disiplin ini.

Kesalahan Umum pada Time Out

Menerapkan Time Out

pixabay.com

1. Menggunakan time out terlalu sering

Menerapkan time out terlalu sering akan mengurangi esensinya. Lakukan time out saat anak sudah diperingati beberapa kali atau diajak berbicara namun tidak berhasil. Time out akan efektif jika komunikasi sudah tidak berjalan baik.

2. Memberikan perhatian pada anak saat time out

Terkadang anak melakukan hal buruk karena ingin mendapatkan perhatian Anda. Memberikan perhatian saat menerapkan time out hanya akan mendorong anak untuk berperilaku buruk. Acuhkan anak dalam waktu singkat hingga ia menyadari bahwa perilakunya justru dapat membuatnya kehilangan perhatian.

3. Menerapkan time out karena alasan yang salah

Time out paling baik diterapkan pada anak yang suka menantang atau melawan. Jika Anda menerapkan time out kepada tipe masalah yang berbeda, perilaku anak bisa semakin parah. Anak yang hanya merengek minta permen atau bernegosiasi ingin waktu nonton televisi lebih banyak memerlukan pendekatan lain selain time out.

Alternatif Selain Time Out

Menerapkan Time Out

pixabay.com

  1. Kenali dan kuatkan perilaku positif, seperti bermain dengan lembut atau berbicara dengan sopan. Anda bisa memuji “Wah, kamu berbicara dengan sopan sekali!”.  Atau, tawarkan hadiah seperti stiker untuk perilaku baik seperti ini.
  2. Gunakan kalimat “jika-maka”. Anda bisa mengatakan hal yang dapat memotivasi anak untuk bekerja sama seperti, “Jika kamu menyimpan sepatu di tempatnya, maka kita dapat main di taman bermain 5 menit lebih lama.”

Teknik Time Out Terbaru dan Lebih Efektif

Menerapkan Time Out

pixabay.com

1. Beri peringatan yang jelas

Penelitian menunjukkan bahwa peringatan yang tidak berulang sebelum time out dapat mengurangi jumlah time out yang diberikan hingga 74%. Jika anak Anda tidak mau mengikuti perintah dalam waktu 5 detik, lakukan time out.

2. Beri tahu ia akan mendapatkan time out

Anda mungkin akan menunggu sampai anak tenang, namun segera beri tahu bahwa ia melakukan hal yang salah (“Tidak boleh memukul. Time out!”), dan antarkan dia ke kursi time out. Tahan untuk menceramahinya saat time out berlangsung karena Anda tidak boleh memberikan perhatian atas perilaku buruknya. Anda bisa menasihatinya setelah time out selesai.

3. Tentukan waktunya

Penelitian dari profesor psikologi di Universitas Florida menunjukkan waktu time out yang singkat sekitar 1-3 menit itu efektif untuk anak usia 3-5 tahun.

4. Buat suasana jadi membosankan

Saat menerapkan time out, jangan berbicara atau kontak mata dengan anak. Tetap diam memang membutuhkan latihan, apalagi jika anak berkata “Ibu adalah orang tua paling kejam di dunia!” Atau mengungkapkan pertanyaan seperti “Mengapa Ayah melakukan hal ini padaku?” Dan “Apakah saya boleh minum?” Apa pun yang dikatakan anak Anda, abaikan.

5. Jika waktunya sudah selesai, maka time out berakhir

Meskipun anak masih tidak tenang atau menangis, sesi time out tetap harus diakhiri tepat pada waktunya. Bagaimana Anda tahu bahwa teknik time out berhasil? Dengan melakukan langkah-langkah di atas dalam waktu 1 hingga 3 minggu, anak akan belajar mendengarkan orang tuanya.

Menerapkan time out harus dilakukan secara konsisten dan penuh kesabaran. Jika anak meminta maaf dan menunjukkan penyesalan, berikan pelukan dan maafkan. Tindakan tersebut secara tidak langsung mengajarkannya memaafkan orang lain.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a reply
5 Tips Perluas Kosakata Anak Lewat Buku CeritaBody Shaming pada Anak, Ini Cara Tepat untuk Mengatasinya

Leave Your Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Free Call

We are pleased to answer all your questions
+62 888 1 800 900
Live Chat via Whatsapp!