Body Shaming pada Anak, Ini Cara Tepat untuk Mengatasinya

10 September 2019

Body shaming pada anak memiliki dampak negatif pada perkembangan fisik dan mental si kecil. Seperti dikutip dari The Daily News, American Academy of Pediatrics menemukan fakta bahwa anak-anak yang mengalami body shaming berisiko besar menderita obesitas, mengisolasi diri, atau makan secara berlebihan. Sebagai orang tua, Anda tentu tidak ingin si kecil mengalaminya, bukan? Nah, berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi isu body shaming pada anak.

1. Menciptakan lingkungan yang positif

Body Shaming pada Anak

pixabay.com

Untuk mengatasi body shaming pada anak, belajarlah menciptakan lingkungan yang positif baginya. Alih-alih menekankan pada berat badannya, Anda bisa mengajarkan kepada anak bagaimana menerapkan gaya hidup yang sehat. Kemudian ajak dia untuk lebih rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat.

Seperti dikutip dari Novak Djokovic Foundation, aktivitas fisik dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang sehat pada anak-anak. Ini juga membantu anak membangun tulang dan otot yang lebih kuat. Selain itu, rajin berolahraga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan motorik dan konsentrasi yang lebih baik.

2. Bukan menghukum, tetapi memberi dorongan

Body Shaming pada Anak

pixabay.com

Saat mengatasi isu body shaming pada anak, orang tua sebaiknya mencoba untuk memberi dorongan, bukan hukuman. Misalnya, ketika anak tertangkap basah menghabiskan satu toples kue kering, jangan langsung berpikir untuk memberinya hukuman. Sebaliknya, dorong dia untuk memakan camilan sehat yang sudah Anda buat baginya. Kemudian, ketika Anda melihat si kecil bermalas-malasan di dalam rumah, jangan hanya memarahinya. Coba tawarkan kepadanya untuk bermain sepak bola atau bersepeda bersama Anda.

3. Berhati-hatilah saat memuji anak

Body Shaming pada Anak

pixabay.com

Ketika hendak memberi pujian atau dukungan kepada anak, berhati-hatilah dengan kata-kata yang Anda pilih. Sebagai contoh, alih-alih mengatakan, “Pakaian itu membuatmu terlihat cantik”, akan lebih baik jika Anda memilih kalimat seperti, “Pakaian itu bagus” atau “Kamu luar biasa”.

Kenapa demikian? Karena apabila Anda mengatakan bahwa pakaian tersebut bisa membuatnya cantik, si kecil akan berpikir dirinya memiliki kekurangan yang perlu ditutupi. Oleh karena itu, orang tua harus sangat berhati-hati ketika memilih kalimat sanjungan kepada anak.

4. Hindari pembahasan tentang tipe dan ukuran tubuh

Body Shaming pada Anak

pixabay.com

Untuk menangkal isu body shaming pada anak, sebisa mungkin hindari topik yang terkait dengan tipe atau ukuran tubuh seseorang. Hal ini karena si kecil bisa menjadi sangat sensitif terhadap komentar apa pun yang dapat menyudutkan citra tubuhnya.

Tak kalah penting, orang tua juga tidak boleh kelepasan bicara tentang citra tubuh anak lain di depan buah hati mereka. Terlebih lagi, jika Anda sampai memuji penampilan anak lain di depan si kecil. Tindakan tersebut tentunya bisa menurunkan harga diri si kecil, dan mendorong anak untuk membenci tubuhnya.

5. Ajarkan anak untuk menyampaikan pandangannya

Body Shaming pada Anak

pixabay.com

Untuk melawan body shaming pada anak, mulai ajarkan kepada si kecil untuk berbicara tentang isi pikirannya. Katakan kepadanya bahwa dia tidak boleh terlibat dalam segala bentuk tindakan body shaming kepada orang lain atau membiarkan dirinya menerima perlakuan tersebut. Selalu tunjukkan kepada si kecil caranya berempati dan menempatkan dirinya pada posisi orang lain.

Sebagai orang tua, Anda tentu tidak bisa selalu berada di sekitar anak. Oleh karenanya, Anda perlu membantu anak untuk membangun mental yang kuat, khususnya ketika menghadapi body shaming. Coba jujur kepada si kecil tentang apa itu body shaming dan ajukan pertanyaan seperti, “Bagaimana perasaanmu jika seseorang melakukan itu padamu?” atau “Menurut kamu, apa cara terbaik untuk menghadapi situasi itu?”.

Body shaming pada anak harus mendapat perhatian serius dari orang tua. Menurut pandangan Karyl McBride Ph.D., yang ditulis di situs Psychology Today, mempermalukan atau menghina anak dapat menimbulkan rasa takut pada diri mereka. Ketakutan tersebut bahkan tidak akan hilang ketika anak tumbuh dewasa. Pada akhirnya, kondisi itu pun akan menjadi penghalang bagi anak untuk mendapatkan kehidupan emosional yang sehat.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a reply
3 Kesalahan Umum Saat Menerapkan Time Out dan Cara MenyelesaikannyaIntip 5 Gaya Modis North West, Anak Sulung Kim Kardashian

Leave Your Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Free Call

We are pleased to answer all your questions
+62 888 1 800 900
Live Chat via Whatsapp!