Kapan Anak Perlu Melakukan Tes Pendengaran?

Kesehatan indra pendengaran pada si kecil, merupakan tanggung jawab Anda sebagai orang tua. Bukan sekedar menjaga kebersihannya saja, lho. Namun, Anda juga harus memantau bahwa telinga si kecil berfungsi dengan baik. Salah satu cara untuk memastikannya adalah dengan melakukan tes pendengaran.

Kapan waktu yang tepat untuk melakukan tes pendengaran pada telinga buah hati Anda? Baca informasi lengkapnya dalam artikel ini!

Tahapan Usia Anak Perlu Melakukan Tes Pendengaran

pexels.com

Berikut tahapan usia anak perlu melakukan tes pendengaran:

1. Saat baru lahir

Tahap pertama tes pendengaran dilakukan sebelum bayi dibawa pulang dari rumah sakit atau sebelum bayi berusia 3 bulan. Pemeriksaan pendengaran tersebut diawali dengan automated otoacoustic emission (AOAE) test. Pada tahap ini, dokter melakukan pemasangan alat sejenis earphone pada telinga bayi guna melihat respons si kecil saat mendengar suara melalui earphone tersebut.

Jika pada pemeriksaan pertama ditemukan kelainan, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan tahap kedua. Yaitu, automated auditory brainstem response (AABR) test. Pemeriksaan ini, dokter memasang sensor di kepala dan leher si kecil selama beberapa menit.

2. Usia 9 bulan-2 tahun

Pada usia ini, umumnya si kecil sedang belajar berbicara. Untuk mendukung perkembangan dan kemampuannya berbicara, Anda perlu memastikan si kecil tidak mengalami gangguan pendengaran.

Pertama, dokter akan menanyakan respon si kecil saat mendengar suara keras atau suara-suara lain. Jika respon tersebut dinilai tidak wajar, maka dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut.

Pada pemeriksaan visual reinforcement audiometry (VRA) ini, si kecil yang berada dalam pangkuan Anda akan diperdengarkan dengan berbagai suara, dengan volume beragam. Sembari mendengarkan suara-suara tersebut, si kecil akan dihadapkan pada berbagai jenis mainan dan gambar di layar komputer.

3. Usia 4-5 tahun

Merupakan usia sebelum si kecil duduk di bangku sekolah. Tujuan dilakukannya tes pendengaran pada tahap ini adalah untuk memastikan si kecil dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

Si kecil akan menjalani pemeriksaan play audiometry. Sebuah headphone akan dipasang di kedua telinga si kecil. Kemudian, melalui headphone tersebut, si kecil akan mendengarkan berbagai instruksi sederhana untuk mengerjakan sesuatu.

Selain pemeriksaan play audiometry, si kecil juga bisa diminta menjalani pemeriksaan audiometri nada murni. Anak akan diminta untuk menekan tombol jika mendengar suara dari headphone di telinganya.

Ketiga tahap pemeriksaan ini perlu dijalani semuanya. Karena, bisa saja si kecil mengalami gangguan pendengaran di usia tertentu, meski pendengarannya normal ketika baru lahir.

Gejala Gangguan Pendengaran pada Anak

pexels.com

Selain tes pendengaran, berikut indikator sederhana yang dapat menjadi tanda adanya gangguan pendengaran pada si kecil:

Menjaga Kesehatan Telinga dengan Benar

pexels.com

Untuk mencegah terjadinya gangguan pendengaran pada telinga si kecil, lakukan tips berikut:

1. Bersihkan telinga dengan benar

Rongga telinga memiliki cairan seperti lilin yang dapat mencegah masuknya debu dan partikel lainnya ke dalam telinga, sehingga tidak perlu sering-sering dibersihkan. Saat membersihkan telinga si kecil, gunakan handuk kecil yang lembut.

2. Jauhkan dari suara keras

Paparan suara keras yang terus menerus, dapat membuat telinga si kecil mengalami gangguan pendengaran.

3. Jaga agar tetap kering

Telinga yang dibiarkan basah dan lembap dapat menjadi jalan masuknya bakteri ke dalam saluran telinga si kecil. Bakteri ini dapat menyebabkan iritasi dan infeksi pada telinga. Segera keringkan telinga si kecil dengan handuk kering dan lembut usai dia mandi, ya, Bunda.

Setelah membaca ulasan di atas, coba sekarang Anda ingat-ingat, sudahkah si kecil menjalani tes pendengaran? Jika belum, segera daftarkan, ya!

Exit mobile version