Jika Anak Suka Berkelahi, Bagaimana Anda Seharusnya Bersikap?

3 October 2017

Memasuki usia 3 tahun, anak mulai belajar mengendalikan emosi. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada anak yang lebih memilih diam. Namun, ada juga anak suka berkelahi dan melampiaskan emosinya melalui tindakan. Jika anak Anda termasuk yang seperti itu, bagaimana sikap Anda sebagai orang tua?

Bagi sebagian besar orang, anak yang doyan berkelahi selalu dianggap sebagai anak nakal dan cenderung dijauhi. Namun, orang tua sendiri tidaklah boleh bertindak hal yang sama. Orang tua memiliki kewajiban untuk membantu anak memperbaiki diri. Di bawah ini dijelaskan sikap yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam mendampingi anaknya yang sering berkelahi.

Ketahui Penyebabnya

Mencari Tahu Penyebabnya

Mencari Tahu Penyebabnya

Tidak ada pertengkaran tanpa sebab. Biasanya, anak suka berkelahi karena ada hal tertentu yang tidak sesuai dengan isi hatinya. Di bawah ini adalah hal umum yang sering menjadi latar belakang perkelahian anak.

Ketidakadilan

Ketidak Adilan

Ketidak Adilan


Orang dewasa saja bisa marah jika mendapatkan perilaku yang tidak adil, apalagi anak-anak. Merasa tidak mendapatkan hak yang sama dengan temannya, seorang anak bisa marah dan berujung pada perkelahian.

Sifat egois

Sikap Egois

Sikap Egois

Sifat egois anak bisa menjadi pemicu pertengkaran. Dia merasa sebagai yang paling benar dan harus mendapatkan yang diinginkannya.

Temperamen

Anak Tempramen

Anak Tempramen

Melihat situasi dan kondisi, saat anak tidak bisa mengontrol emosi, dia pun memutuskan untuk berkelahi. Biasanya hal ini dikarenakan sesuatu yang tidak lagi bisa ditoleransi.

Tidak bisa menyelesaikan masalah

Anak Bertengkar

Anak Bertengkar

Perkelahian anak juga bisa disebabkan oleh suatu masalah yang tidak kunjung ditemukan solusinya. Kebimbangan membuat anak menyalahkan satu sama lain dan menjadi pertengkaran.

Menjadi Pendengar

Pendengar Setia Anak

Pendengar Setia Anak

Untuk mudah memahami apa yang membuat anak suka berkelahi, Anda harus menjadi pendengar yang baik. Tidak semua anak yang sering berkelahi itu nakal. Seorang anak bisa memutuskan berkelahi karena tidak ada yang mau mendengarkan pendapatnya. Banyak orang meremehkan dia hingga membuat emosinya memuncak.

Sebagai orang tua, tentu Andalah yang harus menjadi tempatnya mengadu. Jika bukan Anda yang paling dekat dengannya, dari siapa lagi dia mendapatkan dukungan? Jika memang anak yang salah, orang tualah yang paling bisa didengar anak melalui nasihatnya. Tentu dengan cara menyampaikan yang baik dan tidak memojokkan.

Orang Tua Sebagai Teladan

Teladan Bagi Anak

Teladan Bagi Anak

Selain menjadi pendengar, orang tua juga harus menjadi teladan. Sering kali, anak suka berkelahi karena seperti itulah cara orang tuanya menyelesaikan masalah. Jadi, jangan salahkan anak jika Anda pun seperti itu. Tidak hanya menjadi contoh dalam perkataan, tetapi juga melalui sikap dan perilaku.

Salah satu yang melatarbelakangi perkelahian adalah ketidakmampuan anak menyelesaikan masalah. Untuk memberi anak pengertian mengenai bagaimana menghadapi masalah, Andalah yang memberi contoh. Misalnya, saling mendengarkan, berdiskusi satu sama lain, kemudian mencari jalan tengahnya. Jika Anda mampu menyikapi masalah dengan cara yang baik, lebih mudah bagi anak untuk menyesuaikan diri.

Menjadi Penengah Pertengkaran

Menjadi Penengah

Menjadi Penengah

Jika perkelahian telanjur terjadi, tentu orang tua harus siap menjadi penengah. Lerai anak-anak ketika perkelahian menuju pada tindakan fisik yang membahayakan. Ajak anak-anak menenangkan diri terlebih dahulu dari amarahnya.

Untuk membantu mereka menyelesaikan masalah, jadilah penengah yang adil. Dengarkan kedua pihak dengan penuh perhatian dan arahkan mereka pada solusi. Selanjutnya, pastikan agar pertemanan anak bisa terjalin kembali dan lebih dari sekadar jabatan tangan.

Mungkin anak suka berkelahi karena tidak tahu harus bagaimana. Namun, setelah Anda berikan mediasi seperti tadi, mereka akan belajar untuk menyelesaikan masalah sendiri. Tidak selamanya Anda harus hadir untuk melerai. Sekali waktu berikan kesempatan agar anak-anak menyelesaikan masalahnya sendiri.

Menjaga komunikasi antara orang tua dan anak sangatlah penting. Biasanya, anak akan bercerita banyak kepada orang tua yang dianggapnya lebih berpengalaman. Hal ini lebih mampu meredam emosi anak sehingga menghindarkannya dari perkelahian yang tidak perlu.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a reply
Mengapa Anak Sering Berbohong? Ketahui 7 PenyebabnyaIkut Kompetisi Ajarkan Anak 5 Hal Ini
All comments (1)
  • Judi Online
    30 March 2020 at 13:04

    Great article, thank you so much for sharing

    Reply

Leave Your Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Free Call

We are pleased to answer all your questions
+62 888 1 800 900
Live Chat via Whatsapp!