Haruskah Melarang Anak yang Suka Coret-coret Tembok?

Haruskah Melarang Anak yang Suka Coret-coret Tembok?

Kemarin sore, aku menemukan Liam (3 tahun) dengan spidol hitam di tangan, sedang dengan penuh semangat membuat gambar abstrak di dinding putih ruang keluarganya. “I’m making a big picture, Mom!” dia berkata dengan bangga, tanpa sadar telah menciptakan masalah besar bagi orangtuanya. Ibunya? Langsung panik dan berteriak. Kalimat pertama yang keluar adalah “No! Stop! That’s not allowed!”

Ini adalah scene yang sangat familiar bagi banyak orangtua. Seorang anak yang suka coret-coret, dan orangtua yang stress karena dinding atau furniture mereka jadi canvas untuk kreativitas anak. Pertanyaan yang sering kamu tanyakan adalah: “Haruskah saya larang anak coret-coret? Ini kan merusak rumah!”

Nah, jawabannya lebih kompleks dari sekadar “ya” atau “tidak.” Di Apple Tree Pre-School BSD yang berlokasi di Gedung Educenter BSD, kami melihat anak yang suka coret-coret dari sudut pandang yang berbeda. Mari kita eksplorasi bersama mengapa anak suka coret-coret, apakah itu normal, dan bagaimana cara mengelolanya dengan cara yang mendukung perkembangan mereka.

Mengapa Anak Suka Coret-coret: Memahami Perilaku Ini

Anak yang suka coret-coret bukanlah tanda anak yang nakal atau bandel. Sebaliknya, ini adalah bagian normal dan penting dari perkembangan mereka yang menunjukkan eksplorasi kreatif dan perkembangan motorik.

Ketika anak membuat goresan pertama mereka di selembar kertas atau (sayangnya) dinding, mereka sedang belajar tentang sebab-akibat. “Saya gerakkan spidol, dan muncul garis!” Ini adalah penemuan yang sangat exciting bagi otak mereka yang sedang berkembang.

Anak juga menggunakan coret-coret sebagai bentuk ekspresi diri ketika mereka belum bisa berkomunikasi dengan kata-kata. Setiap goresan, warna, dan bentuk adalah cara mereka mengkomunikasikan emosi, pikiran, dan imajinasi mereka dengan dunia sekitar.

Anak Suka Coret-coret: Tahap Normal Perkembangan

Penelitian menunjukkan bahwa semua anak pada tahap tertentu akan melalui fase suka coret-coret. Ini bukan perilaku yang abnormal, tapi merupakan milestone perkembangan yang sangat penting dan alami.

1. Pre-Scribbling (Usia 12-18 Bulan)

Pada tahap ini, anak masih belajar tentang kontrol dan koordinasi gerakan tangan mereka. Goresan mereka terlihat acak dan tidak terstruktur karena mereka belum menguasai kontrol motorik dengan baik.

Anak mungkin mecoret karena tertarik dengan gerakan tangan mereka sendiri, bukan karena mereka berusaha membuat sesuatu yang spesifik. “Look, I can make marks!” adalah excitement mereka tentang penemuan baru ini.

2. Scribbling (Usia 18 Bulan – 3 Tahun)

Di fase ini, anak mulai membuat goresan yang lebih disengaja dan terlihat seperti ada pola-nya, meskipun masih abstrak dan sulit dipahami orang dewasa.

Coret-coret mereka mulai menunjukkan beberapa struktur dan konsistensi, yang menandakan bahwa kontrol motorik mereka sedang berkembang dengan baik. Anak mulai memberi nama pada coret-coret mereka: “This is Mommy!” padahal gambarnya masih terlihat abstrak.

3. Pre-Representational Drawing (Usia 3-4 Tahun)

Pada tahap ini, anak mulai membuat bentuk yang lebih jelas dan bisa dikenali, seperti lingkaran, segitiga, atau garis lurus.

Coret-coret mereka mulai mengambil bentuk yang lebih terarah dan disengaja. Mereka bisa mengatakan “I draw a circle for the sun!” dan memang ada lingkaran yang mereka ciptakan dengan sengaja.

4. Representational Drawing (Usia 4-5 Tahun ke atas)

Di sini, anak dapat membuat gambar yang dapat dikenali dan dapat dihubungkan dengan benda atau orang nyata dalam kehidupan mereka.

Mereka bisa menggambar keluarga, rumah, atau objek favorit mereka dengan detail yang terus meningkat seiring berjalannya waktu dan latihan mereka.

Anak Suka Coret-coret Tembok

Image Source: Canva

Manfaat Anak Suka Coret-coret yang Mungkin Belum Kamu Ketahui

Meskipun mengganggu ketika dilakukan di tempat yang salah, perilaku anak suka coret-coret sebenarnya memiliki banyak manfaat penting untuk perkembangan holistik mereka.

1. Mengembangkan Motorik Halus dan Kontrol Gerakan

Ketika anak membuat coret-coret, mereka sedang melatih otot-otot kecil di tangan dan jari mereka. Ini adalah latihan penting untuk mengembangkan kontrol motorik halus yang akan mereka butuhkan untuk menulis nantinya.

Setiap goresan membantu memperkuat koordinasi antara tangan, jari, dan mata mereka. Tanpa latihan coret-coret ini, anak akan kesulitan ketika harus belajar menulis di sekolah.

2. Mengekspresikan Emosi dan Kreativitas

Coret-coret adalah bahasa non-verbal bagi anak. Melalui warna, gerakan, dan bentuk yang mereka buat, anak dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran yang belum bisa mereka artikulasikan dengan kata-kata.

Anak yang sedang marah mungkin akan membuat goresan yang lebih keras dan energik. Anak yang sedang bahagia mungkin menggunakan banyak warna cerah dan bentuk yang playful. Ini adalah bentuk ekspresi emosional yang sangat valid dan penting.

3. Belajar tentang Sebab-Akibat

Ketika anak melihat bahwa gerakan spidol mereka menghasilkan goresan di kertas, mereka belajar tentang hubungan sebab-akibat. “Saya melakukan ini, dan hasilnya itu terjadi!” Ini adalah konsep fundamental yang sangat penting untuk perkembangan logical thinking.

Pemahaman tentang sebab-akibat ini akan membantu mereka belajar tentang konsekuensi dari setiap tindakan yang mereka lakukan di kemudian hari.

4. Mengembangkan Kreativitas dan Imajinasi

Coret-coret tanpa batasan yang ketat adalah playground untuk imajinasi anak. Mereka bisa membuat apa saja sesuai dengan bayangan mereka tanpa khawatir tentang “benar” atau “salah.”

Kebebasan ini sangat penting untuk mengembangkan creative thinking dan kemampuan problem-solving yang akan mereka butuhkan di masa depan dalam berbagai bidang kehidupan.

Jadi, Haruskah Kamu Melarang Anak Suka Coret-coret?

Jawabannya adalah: tidak mutlak melarang, tapi redirect dan kelola dengan bijak dan penuh pemahaman.

Melarang total coret-coret bukan solusi yang baik karena ini adalah perilaku normal dan penting untuk perkembangan anak. Namun, itu juga tidak berarti kamu membiarkan anak bebas coret-coret di mana saja tanpa aturan.

Strategi terbaik adalah menyediakan tempat dan alat yang sesuai untuk coret-coret anak, sekaligus menetapkan batasan yang jelas tentang di mana boleh dan tidak boleh coret-coret.

1. Sediakan Area dan Alat yang Aman

Buat “designated drawing area” khusus untuk anak di mana mereka bisa coret-coret sepuasnya tanpa konsekuensi negatif. Ini bisa berupa kertas besar atau whiteboard yang dipasang di dinding.

“This is your special drawing place! You can draw and scribble here as much as you want!” dengan area khusus ini, anak tahu bahwa coret-coret adalah acceptable dalam konteks tertentu.

2. Gunakan Alat Gambar yang Sesuai Usia

Untuk toddler, gunakan krayon tebal atau spidol besar yang mudah dipegang. Untuk anak yang lebih besar, pensil warna atau spidol dengan ujung tipis bisa diberikan.

Alat yang sesuai membuat aktivitas coret-coret lebih menyenangkan dan memberikan anak kontrol yang lebih baik atas gerakan mereka.

3. Tetapkan Batasan yang Jelas dan Konsisten

Jelaskan dengan jelas di mana boleh dan tidak boleh coret-coret. Gunakan tone yang tenang dan supportif, bukan menghukum atau mengancam.

“We draw on paper, not on walls. Walls are for looking, not for drawing.” Dengan konsistensi dalam menerapkan aturan ini, anak akan belajar batasan dan menginternalisasi aturan-aturan tersebut.

4. Apresiasi dan Rayakan Karya Mereka

Ketika anak membuat karya coret-coret mereka, akui dan hargai usaha mereka. Tanyakan tentang gambar mereka dan dengarkan cerita di balik setiap goresan.

“Tell me about your drawing! What are you making?” Dengan apresiasi ini, anak merasa dihargai dan didorong untuk terus mengeksplorasi kreativitas mereka dengan cara yang appropriate.

5. Modelkan Perilaku yang Benar

Anak belajar melalui pengamatan. Tunjukkan kepada mereka bahwa kamu juga membuat coret-coret atau seni hanya di kertas atau kanvas yang sesuai, bukan di dinding atau furniture rumah.

Anak Suka Coret-coret di Sekolah: Pendekatan Kami di Apple Tree

Di Apple Tree Pre-School, kami memandang anak suka coret-coret sebagai kesempatan untuk belajar dan ekspresi kreatif, bukan sebagai masalah yang harus dihilangkan.

Dalam program kelas kami, kami menyediakan multiple kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi drawing dan artistic expression dengan cara yang terstruktur namun tetap memberikan kebebasan.

Dari kelas Toddler (usia 1.5-2 tahun) hingga Kindergarten 2 (usia 5-6 tahun), setiap level memiliki aktivitas seni yang dirancang untuk mendukung perkembangan mereka sesuai dengan tahap perkembangan masing-masing.

1. Aktivitas Seni Terstruktur

Kami menyediakan proyek seni yang terbimbing di mana anak belajar tentang warna, bentuk, dan teknik dalam konteks yang terstruktur namun tetap fun.

“Today we’ll paint with watercolors! Let’s paint flowers!” dengan bimbingan ini, anak tetap belajar tentang ekspresi artistik sambil juga belajar tentang kontrol dan mengikuti instruksi.

2. Sesi Gambar Bebas

Kami juga mengalokasikan waktu untuk free drawing di mana anak bisa coret-coret sesuai dengan imajinasi mereka di kertas atau kanvas yang kami sediakan.

Pada sesi ini, tidak ada benar atau salah. Anak bebas mengeksplorasi warna, bentuk, dan ide-ide mereka sendiri dengan dukungan penuh dari kami.

3. Apresiasi dan Diskusi

Setelah setiap sesi drawing, kami meluangkan waktu untuk menghargai karya anak dan mendiskusikan tentang proses dan makna di balik gambar mereka.

“What a beautiful creation! Tell us about your drawing!” dengan praktik ini, anak belajar bahwa kreativitas mereka dihargai dan dipahami oleh orang-orang di sekitar mereka.

Anak Suka Coret-coret Tembok

Image Source: Canva

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan tentang Anak Suka Coret-coret

Q: Pada usia berapa normalnya anak mulai suka coret-coret?

A: Anak biasanya mulai tertarik dengan coret-coret sekitar usia 12-18 bulan. Tapi puncak dari fase “scribbling” biasanya terjadi antara usia 2-4 tahun.

Q: Bagaimana kalau anak sudah umur 5 tahun tapi masih suka coret-coret di tempat yang salah?

A: Ini masih bisa terjadi, terutama jika anak tidak mendapat cukup tempat dan alat yang sesuai untuk coret-coret. Pastikan bahwa anak punya akses ke alat gambar dan ruang yang khusus dialokasikan untuk aktivitas ini.

Q: Apakah coret-coret anak yang acak bisa memprediksi kemampuan seni mereka di masa depan?

A: Tidak. Fase coret-coret adalah tentang perkembangan motorik dan eksplorasi, bukan tentang bakat seni. Kemampuan seni berkembang seiring waktu dengan latihan konsisten dan exposure terhadap berbagai medium.

Q: Apa yang harus dilakukan kalau anak suka coret-coret di barang mahal atau penting?

A: Tetap tenang dan jangan overreact. Jelaskan dengan lembut bahwa itu bukan tempat untuk coret-coret. Ajarkan anak tentang penghargaan terhadap barang-barang sambil tetap mengakui bahwa keinginan mereka untuk coret-coret adalah normal.

Q: Apakah ada hubungan antara anak yang suka coret-coret dengan kreativitas tinggi?

A: Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa anak yang aktif mengeksplorasi drawing dan artistic expression cenderung mengembangkan creative thinking skills yang lebih kuat. Tapi ini bukan hal yang pasti, semua anak bisa mengembangkan kreativitas dengan dukungan yang tepat.

Bangun Kreativitas Anak melalui Coret-coret yang Bermakna

Anak suka coret-coret adalah perilaku normal dan penting yang seharusnya didukung, bukan dilarang secara total. Tantangan sebagai orangtua adalah menemukan keseimbangan antara membiarkan ekspresi diri dan mempertahankan batasan yang sesuai.

Dengan menyediakan ruang khusus untuk coret-coret, menetapkan batasan yang jelas, menghargai karya mereka, dan menunjukkan perilaku yang tepat, kamu bisa membantu anak mengeksplorasi kreativitas mereka dengan cara yang positif dan konstruktif.

Di Apple Tree Pre-School BSD, kami percaya bahwa setiap goresan anak memiliki nilai dan makna. Melalui program kami yang komprehensif, kami mendukung tidak hanya perkembangan artistik, tapi juga pertumbuhan emosional dan kreatif anak secara keseluruhan.

Jika kamu ingin anak mendapat lingkungan yang mendukung eksplorasi kreatif dengan bimbingan dari pendidik yang memahami tahap perkembangan anak, kami siap membantu! Program kelas kami dirancang untuk memelihara setiap aspek dari perkembangan anak dari usia 1.5 hingga 6 tahun.

Yuk, daftarkan si kecil dan biarkan kreativitas mereka berkembang di lingkungan yang supportive dan aman! Hubungi kami sekarang di WhatsApp atau telepon langsung ke +62 888-1800-900.

Mari kita dorong setiap goresan anak sebagai langkah penting dalam perjalanan kreativitas dan pembelajaran mereka! 🎨✨