“What the f*! This is so stupid!” teriak seorang anak berusia 6 tahun sambil melempar controller gamenya ke lantai dengan frustasi. Mamanya yang sedang masak di dapur hampir menjatuhkan wajan karena shock mendengar kata-kata yang keluar dari mulut anaknya yang masih polos. “Where did he learn those words?!” bisiknya panik sambil melirik suaminya yang sama terkejutnya.
Kemarin, seorang mama datang ke Apple Tree Pre-School BSD yang berlokasi di Gedung Educenter BSD dengan wajah lelah dan khawatir. “My 7-year-old suddenly started using very inappropriate language after playing online games with his older cousin. Dia bilang ‘noob,’ ‘stupid,’ bahkan kata-kata yang lebih parah lagi. I’m so embarrassed when he talks like that in public!”
Sebagai pendidik yang sudah bertahun-tahun mengamati perkembangan bahasa dan perilaku anak, kami sangat memahami kekhawatiran orangtua tentang fenomena anak bicara kasar gara game. Gaming memang bisa jadi hiburan yang seru, tapi dampaknya pada perkembangan bahasa anak bisa sangat mengkhawatirkan kalau nggak dipantau dengan baik.
Yang lebih bikin sedih lagi, anak-anak ini seringkali nggak menyadari bahwa kata-kata yang mereka gunakan itu kasar atau menyakitkan. Mereka cuma meniru apa yang mereka dengar dalam game tanpa memahami konsekuensinya. Jadi, bagaimana sih cara mengatasi masalah anak bicara kasar gara game ini sebelum terlambat?
Mengapa Anak Bicara Kasar Gara Game Menjadi Fenomena yang Mengkhawatirkan?
Gaming online dan offline modern memang penuh dengan bahasa yang tidak pantas untuk anak-anak. Dari percakapan kasar antar pemain, karakter yang menggunakan bahasa tidak sopan, sampai content creator gaming yang tidak menyaring kata-katanya – semua ini jadi paparan bahasa negatif yang terus-menerus untuk si kecil.
Di ruang diskusi orangtua kami di Gedung Educenter BSD, topik tentang anak bicara kasar gara game selalu jadi pembahasan yang hangat. Banyak orangtua yang merasa tidak berdaya karena nggak tahu dari mana anak mereka belajar kata-kata seperti itu.
Yang membuat situasi ini lebih kompleks adalah anak-anak memiliki kemampuan meniru yang luar biasa. Mereka bisa dengan mudah mengadopsi intonasi, ekspresi, dan bahasa yang mereka dengar berulang kali dalam game, tanpa penyaringan atau pemahaman yang matang tentang kesopanan.
1. Paparan Bahasa Kasar dalam Lingkungan Gaming
Lingkungan gaming, terutama yang multiplayer, sering kali sangat kasar. Pemain menggunakan bahasa tidak sopan untuk mengekspresikan frustrasi, mengintimidasi lawan, atau sekadar “pamer” di depan teman-teman virtual.
“Kill yourself, noob!” atau “You’re such a loser!” adalah contoh bahasa yang sering didengar anak dalam game online. Mereka nggak cuma mendengar, tapi juga melihat bahwa bahasa seperti ini “normal” dan bahkan “keren” dalam konteks gaming.
Streaming game atau video YouTube gaming juga sering menampilkan pembuat konten yang menggunakan bahasa kasar untuk nilai hiburan. Anak yang menonton konten ini secara teratur akan menganggap bahwa cara berbicara seperti itu adalah hal yang wajar.
2. Meniru Tanpa Memahami Konteks
Anak-anak adalah peniru alami. Ketika mereka mendengar kata atau frasa yang sering diulang, terutama kalau diucapkan dengan emosi yang kuat, mereka akan cenderung mengingatnya dan menggunakannya.
Yang berbahaya adalah mereka menggunakan kata-kata kasar ini tanpa memahami arti atau dampaknya. “This is so stupid!” mungkin cuma ungkapan frustrasi untuk mereka, tapi bisa sangat menyakitkan untuk orang yang mendengarnya.
Di program kelas kami, kami sering melihat anak yang menggunakan kata-kata kasar tapi dengan wajah polos. Mereka benar-benar nggak mengerti bahwa apa yang mereka katakan itu tidak pantas atau menyakitkan.
3. Normalisasi Keagresifan dalam Komunikasi
Lingkungan gaming sering menormalkan keagresifan sebagai cara yang bisa diterima untuk berkomunikasi. Anak belajar bahwa untuk “menang” atau mendapat respek, mereka perlu terdengar tangguh dan mengintimidasi.
Pola komunikasi agresif ini kemudian terbawa ke interaksi sehari-hari. Mereka mulai menggunakan nada dan kata-kata yang sama saat berbicara dengan saudara, teman, atau bahkan orangtua.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah ketika mereka mulai percaya bahwa bersikap agresif atau menggunakan bahasa kasar adalah tanda kekuatan atau kedewasaan.

Sumber Gambar: Freepik
Mengenali Tanda-Tanda Anak Bicara Kasar Gara Game
Pengenalan dini adalah kunci untuk mengatasi masalah ini sebelum menjadi kebiasaan yang sulit diubah. Ada beberapa tanda peringatan yang perlu kamu perhatikan.
1. Perubahan Mendadak dalam Kosa Kata
Tanda paling jelas adalah kemunculan tiba-tiba kata-kata atau frasa yang nggak pernah kamu ajarkan. Terutama kalau kata-kata ini tidak pantas untuk usia mereka atau konteks keluarga kamu.
“Where did you learn that word?” adalah pertanyaan yang sering muncul saat anak tiba-tiba menggunakan bahasa kasar. Dan jawaban mereka biasanya mengarah ke gaming atau konten online yang mereka konsumsi.
Perhatikan juga perubahan dalam intonasi atau cara berbicara. Anak yang biasanya berbicara lembut tiba-tiba jadi agresif atau sarkastik dalam nadanya.
2. Penggunaan Istilah Gaming dalam Kehidupan Sehari-hari
Istilah gaming seperti “noob,” “toxic,” “rage quit,” atau “get rekt” mulai masuk ke dalam percakapan harian mereka. Meskipun beberapa istilah ini relatif tidak berbahaya, mereka bisa jadi pintu masuk untuk bahasa yang lebih bermasalah.
Anak mulai menyebut orang lain dengan istilah-istilah gaming yang merendahkan. “My little brother is such a noob” atau “My teacher is so toxic” adalah contoh bagaimana bahasa gaming mulai menyusup ke hubungan kehidupan nyata.
3. Peningkatan Keagresifan dalam Komunikasi
Anak yang dulu sabar dan sopan tiba-tiba jadi mudah marah atau menggunakan kata-kata kasar saat frustrasi. Lingkungan gaming yang kompetitif dan agresif mulai membentuk cara mereka merespons tantangan atau konflik.
“I hate this!” atau “This is stupid!” menjadi ungkapan andalan mereka untuk setiap ketidaknyamanan atau kesulitan, meniru cara para gamer mengekspresikan frustrasi dalam permainan.
Strategi Mengatasi Anak Bicara Kasar Gara Game
Kabar baiknya adalah perilaku ini bisa diubah dengan pendekatan yang tepat dan usaha konsisten dari orangtua. Kuncinya adalah kesabaran, batasan yang jelas, dan pemodelan alternatif positif.
1. Tetapkan Batasan Bahasa dan Konsekuensi yang Jelas
Buat aturan keluarga tentang bahasa yang bisa diterima dan yang tidak. “Di rumah kita, kita berbicara dengan baik satu sama lain” adalah aturan yang sederhana tapi kuat.
Buat konsekuensi yang jelas untuk penggunaan bahasa kasar. Bukan hukuman yang keras, tapi konsekuensi alami seperti kehilangan hak bermain game atau tugas tambahan untuk “membersihkan” bahasa mereka.
Konsistensi adalah kunci. Jangan abaikan bahasa yang tidak pantas dengan harapan akan hilang dengan sendirinya. Atasi langsung setiap kali hal itu terjadi.
2. Pantau dan Batasi Konten Gaming
Tinjau game yang dimainkan anak dan pastikan sesuai dengan usia mereka. Periksa rating dan baca ulasan tentang konten bahasa sebelum mengizinkan anak bermain.
Batasi atau awasi sesi gaming online dimana anak berinteraksi dengan orang asing. Voice chat dengan pemain yang tidak dikenal adalah sumber utama paparan ke bahasa yang tidak pantas.
Pertimbangkan menggunakan kontrol orangtua untuk menyaring konten atau membatasi akses ke jenis game tertentu yang terkenal dengan komunitas yang kasar.
3. Modelkan Komunikasi Positif
Tunjukkan pada anak bagaimana mengekspresikan frustrasi atau kekecewaan dengan cara yang pantas. “Saya merasa sangat frustasi sekarang, jadi saya perlu menarik napas dalam-dalam” adalah pemodelan yang kuat.
Puji mereka saat menggunakan bahasa yang sopan atau mengekspresikan emosi dengan cara yang pantas. “Saya suka bagaimana kamu bilang ‘tolong’ saat minta bantuan” memperkuat perilaku positif.
Ciptakan kesempatan untuk latihan komunikasi positif melalui diskusi keluarga, bercerita, atau aktivitas bermain peran yang menyenangkan.

Sumber Gambar: Canva
Aktivitas Alternatif untuk Mengurangi Ketergantungan Gaming
Anak bicara kasar gara game sering hasil dari paparan gaming yang berlebihan. Menyediakan alternatif yang menarik sangat penting untuk mengurangi ketergantungan dan pengaruh negatif dari gaming.
1. Dorong Aktivitas Kreatif dan Edukatif
Proyek seni, mainan susun balok, atau percobaan sains memberikan stimulasi mental yang sama dengan gaming tapi dalam lingkungan yang positif. Anak bisa menyalurkan semangat kompetitif mereka ke aktivitas yang produktif.
Membaca bersama, bercerita, atau menulis kreatif membantu mengembangkan keterampilan bahasa dengan cara yang positif. Mereka belajar kosa kata dan pola ekspresi baru yang pantas dan memperkaya.
Les musik, tari, atau drama juga alternatif yang bagus yang menyediakan hiburan dan interaksi sosial tanpa paparan bahasa negatif.
2. Promosikan Interaksi Sosial Dunia Nyata
Atur pertemuan bermain dengan teman-teman yang memiliki nilai serupa tentang komunikasi yang hormat. Pengaruh teman sebaya yang positif bisa sangat kuat dalam membentuk kebiasaan bahasa.
Family game night dengan board game atau kartu memberikan kesenangan kompetitif tanpa bahasa kasar. Mereka belajar cara yang sehat untuk mengekspresikan kegembiraan, kekecewaan, atau merayakan kemenangan.
Aktivitas komunitas seperti tim olahraga atau klub hobi memperkenalkan mereka pada teladan dewasa yang positif dan kelompok teman sebaya yang menggunakan bahasa yang pantas.
3. Ciptakan Waktu Keluarga Tanpa Layar
Tetapkan periode reguler dimana semua perangkat disingkirkan dan keluarga fokus pada interaksi tatap muka. Ini mengurangi waktu layar keseluruhan dan menciptakan kesempatan untuk pemodelan komunikasi positif.
Aktivitas luar ruangan seperti hiking, bersepeda, atau bermain di taman memberikan saluran fisik untuk energi dan frustrasi yang mungkin diungkapkan melalui bahasa kasar.
Memasak bersama, berkebun, atau proyek rumah tangga menciptakan kesempatan ikatan dan mengajarkan kesabaran serta pemecahan masalah tanpa komunikasi agresif.
Anak bicara kasar gara game adalah tantangan yang pasti bisa diatasi dengan pendekatan yang tepat dan usaha komitmen dari orangtua. Ingat bahwa mengubah kebiasaan bahasa membutuhkan waktu, dan konsistensi lebih penting daripada kesempurnaan.
Yang terpenting adalah menciptakan lingkungan di rumah yang mendorong komunikasi yang hormat, menyediakan alternatif positif untuk hiburan, dan bersabar tapi tegas dengan batasan tentang bahasa yang pantas.
Kalau kamu ingin anak mengalami lingkungan yang mendukung perkembangan bahasa dan komunikasi yang positif dari usia dini, kami di Apple Tree Pre-School BSD siap membantu! Dengan fokus pada pengembangan karakter dan interaksi sosial positif, kami berkomitmen untuk membantu anak membangun fondasi komunikasi yang sehat dan hormat.
Yuk, berikan anak lingkungan belajar yang mendukung perkembangan bahasa dan karakter positif sejak dini! Hubungi kami sekarang di WhatsApp atau telepon langsung ke +62 888-1800-900.
Ayo bersama-sama membantu si kecil tumbuh menjadi komunikator yang baik dan berkarakter positif! 🌟💬