“Look! I can build a castle!” seru seorang anak sambil menyusun balok kayu dengan antusias. Di pojok lain kelas, temannya sedang duduk tenang mendengarkan Miss Lisa bercerita dengan mata berbinar. Sementara itu, ada juga yang asyik melukis sambil bergoyang mengikuti irama musik.
Pemandangan ini adalah keseharian kami di Apple Tree Pre-School BSD yang berlokasi di Gedung Educenter BSD. Yang menarik adalah, ketiga anak ini sedang “belajar” dengan cara mereka masing-masing. Dan percaya nggak, mereka semua menyerap informasi dengan optimal!
Sebagai pendidik yang sudah bertahun-tahun mengamati ratusan anak, kami sering dikejutkan oleh keunikan cara setiap anak memproses informasi. Ada yang bisa fokus berjam-jam dengan buku, ada yang harus bergerak sambil belajar, ada juga yang butuh musik latar untuk bisa konsentrasi.
Nah, inilah yang disebut gaya belajar anak. Dan percaya nggak percaya, memahami gaya belajar si kecil sejak dini bisa jadi pengubah permainan dalam perjalanan pendidikan mereka. Yuk, kita jelajahi bareng-bareng!
Mengapa Gaya Belajar Anak Penting untuk Dipahami?
Bayangkan kalau kamu disuruh belajar bahasa asing cuma dengan mendengarkan, padahal kamu lebih mudah paham kalau lihat tulisannya. Frustrating, kan? Nah, itu yang dirasakan anak-anak ketika cara mengajar nggak sesuai dengan gaya belajar mereka.
Di ruang kelas kami yang nyaman di Gedung Educenter BSD, kami menyaksikan bagaimana anak-anak “hidup” ketika pembelajaran disesuaikan dengan gaya belajar mereka. Mata mereka berbinar, lebih aktif bertanya, dan yang paling penting – mereka bahagia!
Kenapa ini penting? Karena ketika anak belajar dengan cara yang sesuai dengan diri mereka, proses penyerapan informasi jadi jauh lebih efektif. Mereka nggak merasa terpaksa, tapi justru excited untuk menjelajah lebih jauh.
1. Dampak Positif pada Motivasi Belajar
Anak yang gaya belajarnya dipahami dan diakomodasi cenderung lebih termotivasi untuk belajar. Mereka nggak lagi melihat belajar sebagai beban, tapi sebagai aktivitas yang menyenangkan.
Kami sering mendengar orangtua bercerita, “Anak saya jadi lebih semangat sekolah sejak gurunya paham cara dia belajar.” Ini adalah kekuatan dari memahami gaya belajar individual!
Yang lebih menakjubkan lagi, kepercayaan diri mereka juga meningkat. Ketika mereka merasa mampu dan sukses dalam belajar, ini membawa dampak positif ke semua aspek kehidupan mereka.
2. Optimalisasi Potensi Anak
Setiap anak lahir dengan potensi yang luar biasa. Tapi potensi ini bisa optimal berkembang kalau kita tahu cara yang tepat untuk “mengaksesnya.”
Anak visual mungkin punya kemampuan spasial yang tinggi, anak auditori bisa jadi punya kecerdasan musikal yang bagus, sementara anak kinestetik mungkin unggul dalam kecerdasan tubuh-gerak.

Sumber Gambar: Canva
Mengenal 3 Gaya Belajar Utama Anak
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman kami di program kelas yang beragam, kami mengidentifikasi tiga gaya belajar utama yang umum ditemukan pada anak usia prasekolah.
1. Gaya Belajar Visual (Pembelajar yang Suka Melihat)
Anak dengan gaya belajar visual adalah si “I need to see it to understand it.” Mereka lebih mudah memahami informasi melalui gambar, diagram, warna, dan bantuan visual lainnya.
Di kelas matematika, misalnya, anak visual lebih cepat paham konsep angka kalau kita pakai colorful counting bears daripada cuma menjelaskan secara lisan. “One, two, three, four…” sambil menunjuk bears yang berbeda warna.
Mereka juga suka banget dengan buku yang penuh gambar. Saat story time, mata mereka tertuju ke ilustrasi, dan mereka bisa menceritakan kembali cerita dengan detail yang mengagumkan cuma dari mengamati gambar.
Ciri-ciri anak visual lainnya adalah mereka suka mengatur barang berdasarkan warna atau pola, senang sama art activities, dan punya memori visual yang kuat. “I remember the blue book with the funny cat!” adalah komentar khas dari mereka.
2. Gaya Belajar Auditori (Pembelajar yang Suka Mendengar)
Anak auditori adalah para pendengar yang baik di kelas. Mereka menyerap informasi paling baik melalui pendengaran – percakapan, musik, suara, dan instruksi verbal.
Saat Miss Sarah mengajarkan phonics dengan songs dan rhymes, anak auditori biasanya langsung menangkap. “A is for apple, a-a-apple!” mereka hafal melodi dan pengucapannya dengan cepat.
Yang menarik, anak auditori sering berbicara pada diri sendiri saat mengerjakan sesuatu. “Now I put the red block here… then the blue one…” Mereka memproses informasi dengan mengverbalisasikan pikiran mereka.
Mereka juga sangat baik dalam mengikuti instruksi verbal. Kalau kamu bilang “Please put your crayons in the box, wash your hands, then sit on the carpet,” mereka bisa mengikuti instruksi multi-langkah dengan baik.
3. Gaya Belajar Kinestetik (Pembelajar yang Suka Bergerak)
Anak kinestetik adalah si pembelajar langsung yang butuh keterlibatan fisik untuk belajar optimal. “They learn by doing, touching, moving,” dan mengalami secara langsung.
Saat science experiment tentang tenggelam atau mengapung, anak kinestetik paling antusias. “Let me try putting this toy in the water!” Mereka nggak cukup cuma menonton – mereka perlu merasakan air, memegang objek, dan bereksperimen sendiri.
Di Physical Education atau outdoor activities, mereka benar-benar bersinar. Running, jumping, climbing – semua aktivitas fisik adalah kesempatan belajar bagi mereka.
Yang menantang adalah mereka sering dianggap “hiperaktif” atau “tidak bisa diam.” Padahal, gerakan adalah cara natural mereka untuk memproses informasi dan tetap terlibat.
Strategi Praktis Mendukung Gaya Belajar Anak
Setelah kamu mengidentifikasi gaya belajar dominan anak, langkah selanjutnya adalah mengadaptasi pendekatan kita untuk mendukung gaya belajar mereka.
1. Untuk Anak Visual
Ciptakan lingkungan visual yang kaya di rumah. Chart dinding, poster berwarna-warni, buku bergambar – semua ini adalah alat belajar yang berharga.
Saat mengajarkan konsep baru, selalu gunakan bantuan visual. Mau mengajari warna? Pakai benda nyata dengan berbagai warna. “This apple is red, this banana is yellow.”
Peta pikiran juga sangat baik untuk anak visual. Bahkan untuk hal sederhana seperti rutinitas harian, buat jadwal visual dengan gambar yang menunjukkan urutan aktivitas.
2. Untuk Anak Auditori
Masukkan musik dan lagu dalam aktivitas sehari-hari. Ada lagu untuk everything – lagu gosok gigi, lagu membereskan, lagu alfabet.
Bacakan dengan suara keras secara rutin dan dorong storytelling. “Tell me about your day at school” atau “What happened in the story we just read?”
Gunakan petunjuk dan penjelasan verbal. Alih-alih hanya menunjukkan, jelaskan prosesnya: “Sekarang kita mencampur cat biru dengan cat kuning. Kira-kira apa yang akan terjadi?”
3. Untuk Anak Kinestetik
Sediakan banyak kesempatan belajar langsung. Cooking activities, building blocks, playdough – apa pun yang melibatkan pengalaman sentuhan.
Izinkan jeda gerakan. Anak kinestetik nggak bisa duduk diam untuk waktu lama. “Let’s do some jumping jacks sebelum kita lanjutkan pelajaran!”
Gunakan alat peraga untuk konsep abstrak. Belajar angka? Gunakan counting bears, balok, atau mainan yang bisa dimanipulasi secara fisik.

Sumber Gambar: Canva
Menciptakan Pembelajaran Multi-Sensori
Meskipun setiap anak punya gaya belajar dominan, pendekatan terbaik adalah menggabungkan multiple senses dalam pembelajaran. Di Apple Tree Pre-School BSD, kami menggunakan pendekatan multi-sensori untuk menjangkau semua tipe pembelajar.
1. Integrasi dalam Kurikulum Singapura
Kurikulum Singapura yang kami adopsi secara alami mendukung berbagai gaya belajar. Matematika menggunakan pendekatan konkret-gambar-abstrak, bahasa Inggris menggabungkan phonics dengan elemen visual dan auditori, sementara sains selalu hands-on dan berbasis inquiry.
Saat mengajarkan Chinese characters, misalnya, kami pakai kartu visual (visual), latihan pengucapan (auditori), dan praktik menulis (kinestetik). Dengan cara ini, semua anak bisa terlibat dengan materi.
2. Fleksibilitas dalam Penilaian
Kami juga fleksibel dalam cara menilai pemahaman anak-anak. Anak visual mungkin menunjukkan pemahaman melalui gambar, anak auditori melalui penjelasan verbal, sementara anak kinestetik melalui demonstrasi.
“Show me how you understand this concept” bisa dijawab dengan berbagai cara, dan semua cara valid selama anak menunjukkan pemahaman.
Memahami gaya belajar anak sejak dini adalah investasi terbaik untuk kesuksesan akademis masa depan dan perkembangan keseluruhan mereka. Ketika anak merasa dipahami dan didukung dalam cara mereka belajar secara alami, kepercayaan diri dan cinta belajar akan terbentuk dengan kokoh.
Ingat, nggak ada satu gaya belajar yang lebih unggul dari yang lain. Setiap gaya punya kekuatan dan nilai masing-masing. Yang penting adalah mengenali dan menghormati keunikan setiap anak.
Kalau kamu pengen anak mengalami pembelajaran yang benar-benar personal dan sesuai dengan gaya belajar mereka, kami di Apple Tree Pre-School BSD siap jadi mitra dalam perjalanan ini! Dengan kurikulum Singapura dan pendekatan multi-sensori, kami berkomitmen untuk membantu setiap anak belajar dengan cara mereka sendiri yang indah.
Yuk, berikan anak pengalaman belajar yang sesuai dengan keunikan mereka! Hubungi kami sekarang di WhatsApp atau telepon langsung ke +62 888-1800-900.
Ayo bermain dan belajar dengan cara yang paling natural dan menyenangkan untuk si kecil! 🌟