Waspadalah! 5 Hal Ini Bisa Membuat Anak Tidak Mandiri

Sebagai orang tua, tentunya Anda ingin memberikan yang terbaik untuk buah hati, khususnya ketika usia anak menginjak prasekolah. Namun, tanpa disadari oleh beberapa orang tua, pola asuh yang diberikan selama ini kurang tepat. Kebiasaan tersebut bisa membuat anak tidak mandiri dan cenderung bergantung.

Cobalah periksa. Dari kelima poin di bawah ini, apakah ada yang sering Anda lakukan kepada buah hati.

Memaksanya Menghentikan Aktivitas

Menghentikan Aktivitas Anak

Menghentikan Aktivitas Anak

Ketika anak sedang asyik melakukan sesuatu, misalnya menonton televisi atau bermain, kadang orang tua sering memaksa anak menghentikan aktivitasnya terkait jadwal kegiatan harian di rumah, misalnya mandi atau tidur. Maksud orang tua adalah agar anak bisa lebih disiplin terhadap waktu. Namun, hal tersebut malah membuat anak kehilangan otoritas akan dirinya sendiri. Hal tersebut membuat anak tidak mandiri dan tidak terbiasa menentukan apa yang menjadi prioritas.

Jika anak sedang asyik, ada baiknya orang tua memberi sedikit kelonggaran waktu agar mereka bisa menentukan kapan harus berhenti. Misalnya, memberi waktu 10 menit lagi harus sudah selesai. Bisa juga orang tua memberi anak kesempatan menentukan sendiri jadwal kegiatannya dan mengingatkan mereka pentingnya mematuhi yang sudah dibuat.

Menyuapinya Makanan

Menyuapinya Makanan

Saat anak terlalu senang bermain dan lupa waktu makan, orang tua akhirnya tak ada pilihan lain selain menyuapinya. Daripada anak kelaparan dan melewatkan jam makan, orang tua pun mengalah. Hal ini pun tidak tepat karena anak perlu terampil makan sendiri. Menyuapi ketika anak tetap beraktivitas, menjadikan anak tidak mandiri.

Orang tua perlu menerangkan kepada anak pentingnya makan. Namun, jika anak lebih memilih untuk menundanya, orang tua bisa meletakkan piring dan mengingatkannya untuk makan jika sudah selesai. Bisa juga orang tua menyediakan camilan sehat yang mudah dimakan sambil bermain, dan menyediakan menu lengkap setelah anak mau makan.


Tidak Menanggapi Ajakan Komunikasi

Tidak Menanggapi Ajakan Komunikasi

Sering terjadi ketika anak ingin bertanya sesuatu atau mengajak mengobrol, orang tua ‘mengusir’ dia lantaran sedang sangat sibuk. Hal ini dapat menghilangkan rasa keingintahuan anak. Mereka juga akan beranggapan bahwa mereka hanya akan selalu mengganggu orang tuanya sehingga tidak akan memiliki keterbukaan untuk bicara, meskipun ada hal yang sangat penting sekalipun.

Sebaiknya orang tua meminta waktu kepada anak untuk menunggu, misalnya sepuluh menit lagi. Orang tua juga harus konsisten dan menyediakan waktu sebagaimana sudah dijanjikan. Hal ini mengajarkan anak konsep waktu dan kesabaran. Lama kelamaan, mereka juga akan menyadari kapan papa mamanya tidak bisa diganggu.

Tidak Membiasakan Anak Memilih

Tidak Membiasakan Anak Memilih

Karena dirasa masih kecil, orang tua sering menentukan sendiri apa yang berhubungan dengan anak, seperti memilih baju, mainan, dan sebagainya. Padahal di usia ini, anak dalam tahap ingin melakukan semuanya sendiri. Pola asuh ini tidaklah tepat karena anak tidak mandiri dan menjadi terbiasa mengekor kepada pilihan orang tua.

Orang tua sebaiknya mengajari anak memutuskan pilihannya sendiri. Libatkan mereka ketika memilih sesuatu atau berilah alternatif. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemandiriannya, tetapi juga membuatnya bertanggung jawab terhadap pilihannya sendiri. Anak juga akan merasa dihargai karena diberikan keleluasaan memilih.

Melarangnya Tanpa Penjelasan

Melarangnya Tanpa Penjelasan

Menginjak usia di mana anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, orang tua sering melarang ini dan itu demi menjaga keselamatannya. Sebagi contoh, orang tua kerap melarang anak tanpa memberikan penjelasan yang jelas; “Jangan pegang gunting!”, “Jangan main api!”, “Jangan main di jalan!”. Hal ini tidak hanya membuat anak penasaran, namun juga membuatnya cenderung melakukannya saat di luar pengawasan.

Sesungguhnya anak memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu jika mendapatkan penjelasan yang baik. Bukan menjadi anak tidak mandiri, melainkan sebaliknya. Dengan hal tersebut, anak menjadi terpuaskan dan lebih percaya diri akan apa yang boleh dan tidak dilakukan.

Exit mobile version