Perlukah Mengenalkan Gawai pada Anak Usia Dini?

Gawai atau gadget dewasa ini tidak bisa lepas dari keseharian manusia modern. Orang dewasa umumnya sangat bergantung pada gawai dalam beraktivitas, baik untuk berkomunikasi, mengakses internet dan media sosial, melakukan pekerjaan, menikmati hiburan, dll. Begitu dibutuhkannya peranti ini bagi orang dewasa sehingga mau tidak mau gawai juga ada di keseharian anak-anak. Tapi perlukah mengenalkan gawai pada anak usia dini?

Mungkin Anda sering mendengar dampak negatif gawai pada anak. Di antaranya menyebabkan kecanduan dan gangguan penglihatan akibat paparan layar LCD dengan intensitas tinggi. Namun, ternyata banyak pula peran positif yang bermanfaat bagi perkembangan anak asalkan digunakan dengan tepat. Dalam hal ini, tentu saja orang tua memegang peran penting untuk membimbing anak usia dini dalam menggunakan gawai sesuai kebutuhannya.

Kenalkan gawai pada usia minimal 2 tahun

Gadget Dewasa – Maxpixel.com

Hal yang penting untuk diperhatikan orang tua adalah sebaiknya anak baru dikenalkan pada gawai minimal di usia 2 tahun. Itu pun dengan penggunaan maksimal 2 jam per hari. Hal tersebut dikarenakan anak usia dini, terutama di bawah usia 2 tahun, masih harus dibiasakan untuk mendapatkan rangsangan langsung.

Contohnya saat mengenalkan anak pada buah jeruk, buah jeruk asli harus ditunjukkan pada anak, atau saat mengenalkan bau tertentu pada anak, buatlah anak mencium bau itu secara langsung. Penelitian pun menunjukkan bahwa anak-anak yang sudah dikenalkan pada gawai di usia di bawah 2 tahun memiliki kecenderungan besar untuk kecanduan gawai ketika beranjak dewasa.

Dampingi anak menggunakan gawai

Mendampingi Anak – Pixabay.com

Orang tua harus melakukan pendampingan saat anak mengakses gawai. Ceritakan pada anak mengenai fitur-fitur yang terdapat pada gawai, apa manfaatnya, bagaimana fungsinya, dll. Hal ini akan membantu anak terbiasa memilih informasi yang mereka dapat. Selain itu juga membantu interaksi antara anak dan orang tua, dan menguatkan bonding antara keduanya.

Pilihkan aplikasi yang edukatif

Aplikasi untuk Anak – Flickr.com

Jika anak menggunakan gawai untuk bermain game, pilihkan permainan yang sesuai dengan usianya. Perhatikan konten permainan dengan baik, jangan sampai mengandung kekerasan atau pornografi. Game yang tepat dan edukatif dapat membantu anak belajar mengambil keputusan, mencari sesuatu yang dia butuhkan, dan belajar untuk menerapkan kebiasaan yang baik. Beberapa game tentang olahraga bahkan disertai keharusan anak untuk turut berpartisipasi secara nyata. Selain dapat melatih fisik anak, hal tersebut juga membantu mengembangkan sistem koordinasi tubuh anak.

Beberapa aplikasi juga dapat membantu anak belajar membaca, serta mengasah keterampilan dan pengetahuannya. Contohnya mengenalkan anak dengan hewan-hewan di sekitarnya yang dilengkapi oleh suara atau mengajak anak untuk belajar matematika sejak dini.

Dorong anak untuk lebih banyak bermain di luar rumah

Bermain di Luar – Pixabay.xom

Orang tua juga harus memastikan waktu 2 jam yang dihabiskan untuk bermain gawai tidak mengganggu waktu bermainnya di luar. Doronglah anak untuk lebih banyak bermain di luar dan berinteraksi dengan teman-temannya. Orang tua juga disarankan untuk tidak terpaku pada gawai selama menghabiskan waktu dengan anak agar mereka tidak merasa diabaikan. Anak usia dini cenderung mencontoh kebiasaan orang tua di sekitarnya, sehingga kebiasaan orang tua yang selalu sibuk dengan gawai juga akan diikuti oleh anak. Mereka mungkin akan tumbuh dewasa dengan menganggap penggunaan gawai sebagai sebuah keharusan.

Di Apple Tree Preschool BSD, sebuah TK yang berlokasi di Bumi Serpong Damai, pendidikan anak usia dini difasilitasi dengan kurikulum yang memungkinkan anak-anak untuk mencapai perkembangan dan potensi terbaiknya. Untuk menghindari kecenderungan kecanduan pada gawai, di Apple Tree Preschool BSD, anak-anak banyak dikenalkan pada permainan yang melatih aktivitas fisik dan psikologisnya sehingga memiliki fondasi yang kuat saat tumbuh dewasa.

Exit mobile version