Perlukah Membatasi Konten untuk Anak-Anak?

membatasi-konten-untuk-anak

membatasi-konten-untuk-anak-apple-tree-preschool-bsd

Sebagai orangtua, tentu Anda sudah paham kalau anak-anak harus diberikan screen time terkait pemakaian gadget. Penentuan screen time ini berguna untuk mencegah anak kecanduan gadget. Tapi, apakah sudah tahu kalau sebenarnya orangtua juga perlu membatasi konten untuk anak-anak? Dan bagaimana cara membatasinya?

 

Pentingnya membatasi konten

 

Aplikasi streaming video ataupun media sosial pada gadget sifatnya universal dan sangat luas. Ada banyak kategori konten yang disajikan dalam berbagai bahasa. Anak-anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang selalu meniru apa yang ia lihat. Oleh karena itu, ada kategori konten yang tidak boleh ditonton anak.

Kategori yang dimaksud adalah konten dewasa, cerita horor, berita kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Sebaiknya anak-anak dibatasi atau hanya diperbolehkan menonton konten hiburan dan edukasi saja. Konten hiburan dan edukasi khusus anak sudah disesuaikan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan ditiru anak. Animasinya pun menyenangkan.

 

Beri pemahaman pada anak

 

Via Freepik

 

Jika dilarang begitu saja menonton suatu konten, anak-anak kemungkinan merasa kesal. Jadi, jelaskan pada anak mengapa suatu konten dinilai buruk dan tidak pantas mereka tonton. Dengan demikian anak akan paham dan tidak curi-curi kesempatan untuk menonton konten yang dibatasi.

 

Manfaatkan fitur pengawas dari YouTube

 

Bagi anak-anak yang gemar menonton video via YouTube, Anda bisa memanfaatkan beragam fitur untuk membatasi konten. Pertama-tama ada aplikasi YouTube Kids yang benar-benar dikhususkan untuk anak. Alhasil, anak-anak hanya akan menemukan video ramah anak. Tidak hanya itu, konten yang tampil pada timeline bukan berasal dari algoritma. Melainkan berdasarkan peninjauan staff khusus secara manual. Anda juga dapat menyesuaikan jenis konten berdasarkan usia anak di aplikasi ini.

Kedua, nyalakan mode aman pada YouTube. Caranya mudah, yaitu masuk ke dalam pengaturan YouTube. Kemudian pilih tulisan ‘Restricted Mode’ lalu klik tombol ‘on’. Ketiga, orangtua dapat memantau video-video apa saja yang sudah ditonton anak melalui kolom history atau jejak kolom pencarian.

 

Aktifkan mode TelusurAman

 

Via Freepik

 

Selain YouTube dan media sosial, situs Google juga perlu dicermati. Anak-anak yang sudah lebih besar kerap menggunakan mesin pencarian ini untuk keperluan tugas. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau rasa ingin tahu anak meningkat dan memancing mereka untuk mencari konten yang tidak baik. Cara mengatasi hal ini adalah dengan mengaktifkan mode ‘SafeSearch’ atau ‘TelusurAman’.

Dengan demikian, si kecil tidak dapat mencari kata kunci yang tidak sesuai dengan usianya. Untuk mengaktifkan fitur ini, bukalah Google.com. Lalu klik ‘Pengaturan’, kemudian ‘Pengaturan Pencarian’, dan centang ‘Aktikan TelusurAman’ serta klik ‘Kunci TelusurAman’.

 

Pengaturan Google Play

 

Anak zaman sekarang saking akrabnya dengan gadget, mereka bisa men-download game sendiri tanpa bantuan orangtua. Tanpa pengawasan dari orangtua, anak-anak bisa saja bermain game yang melibatkan unsur kekerasan. Oleh karena itu, sebaiknya aktifkan saja parental control pada Google Play.

Caranya dengan masuk ke aplikasi Google Play, lalu klik tiga garis di ujung kiri dan masuk ke bagian pengaturan. Setelah itu, pilih ‘Kontrol Orangtua’. Aktifkan pin dan kata sandi. Dengan demikian anak tidak bisa men-download games tanpa sepengetahuan orangtua. Anda juga dapat mengatur batasan usia sehingga aplikasi-aplikasi yang muncul sesuai dengan usia dan kebutuhan anak.

Pembatasan konten ini dilakukan bukan untuk mengekang anak, tapi untuk memastikan bahwa anak mempelajari hal positif dari konten yang mereka lihat. Orangtua juga bertugas mengawasi history konten yang dinikmati anak, bukan untuk pencegahan tapi juga untuk memahami arah minat si kecil.

Apabila anak kedapatan menikmati konten yang tidak tepat, jangan langsung memarahinya. Melainkan memberi kritik positif agar mudah dipahami oleh anak dan tidak dilanggar kembali di kemudian hari.

 

Exit mobile version