Ketahui Gangguan Kesehatan yang Kerap Mengintai Si Kecil

Selain daya tahan tubuh si kecil yang masih belum terlalu kuat, usia anak pada rentang 0-8 tahun adalah usia golden age. Artinya, dalam masa-masa ini, anak-anak akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang sangat pesat. Rentang usia ini juga merupakan fondasi untuk perkembangan anak-anak di usia selanjutnya. Apabila sejak dini si kecil sering sakit-sakitan, tentu akan memberikan dampak tertentu bagi perkembangannya.

Akan tetapi, jangan terlalu khawatir. Tidak semua gangguan kesehatan pada si kecil seseram yang dibayangkan, meski bisa jadi berpotensi gawat jika dibiarkan. Untuk itu, simak beberapa jenis gangguan kesehatan yang sering dialami si kecil termasuk penyebabnya di bawah ini

Batuk-batuk – Flickr.com

Ini adalah jenis gangguan kesehatan yang paling sering dialami oleh si kecil. Akan tetapi, sebenarnya batuk dan berbagai kondisi yang sering kita anggap sebagai penyakit merupakan indikasi dan tindakan proteksi. Batuk bukanlah penyakit aslinya, melainkan sebuah gejala proteksi alami. Dengan batuk, lendir atau benda asing lainnya dari dalam paru-paru akan dikeluarkan.

Jadi, tidak perlu terburu-buru membawa si kecil ke dokter. Ada baiknya Anda mengetahui apa yang kira-kira menjadi penyebab batuk pada si kecil. Adapun beberapa penyebab batuk pada anak antara lain:

Diare – Flickr.com

Gangguan kesehatan yang satu ini memang kelihatannya sepele. Akan tetapi, diare justru menjadi penyebab kematian pada bayi dengan persentase mencapai 31,4%. Diare biasanya berujung pada kondisi dehidrasi. Inilah yang menjadi bahaya.

Pada usia anak-anak, gejala diare biasanya berlangsung dalam rentang waktu 5-7 hari. Penyebab gangguan kesehatan ini umumnya infeksi usus akibat parasit, bakteri , atau virus.

Adapun gejala yang biasanya ditunjukkan adalah sakit perut yang diiringi dengan perubahan kondisi feses. Beberapa juga bahkan ditunjukkan dengan gejala demam dan kulit yang mengering. Apabila mencapai tahap ini, kemungkinan besar si kecil mengalami dehidrasi.

Agar tidak semakin parah karena dehidrasi, segera perbanyak konsumsi air pada si kecil. Sebagai penanganan pertama, berikan larutan oralit dengan menggunakan bahan alami berupa gula dan garam. Jika keadaan tidak segera membaik, bergegaslah membawa si kecil ke dokter.

Kejang Demam – Pixabay.com

Bagi sebagian besar masyarakat, kejang kerap diidentikkan dengan epilepsi dan risiko keterbelakangan mental. Wajar jika kemudian orang tua merasa panik saat anak mengalami kejang. Namun, apakah benar kejang merupakan indikasi epilepsi?

Seperti yang kita tahu, setiap gerakan yang kita lakukan dikendalikan oleh otak. Otak akan mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf untuk diteruskan ke otot. Apabila ada gangguan ada otak, otot akan secara otomatis berkontraksi tidak terkendali. Dan pada anak, kejang yang biasanya terjadi adalah kejang demam. Artinya, kejang dipengaruhi oleh temperatur tubuh yang naik secara drastis dan memengaruhi kinerja otak.

Penyebab naiknya suhu tubuh ini umumnya karena infeksi bakteri atau virus. Setiap anak juga memiliki nilai toleransi sendiri, tetapi biasanya kejang dialami ketika suhu tubuh mencapai 38-40 derajat Celsius. Jika anak Anda mengalami kondisi ini, alih-alih panik, lakukanlah hal-hal berikut ini.

Itulah beberapa gangguan kesehatan yang kerap mengintai si kecil. Lakukan tindakan preventif sebaik mungkin dan tetap tenang. Apabila keadaan memang mengkhawatirkan, segera bawa si kecil ke dokter.

Nah, salah satu cara untuk menghindarkan anak dari gangguan kesehatan adalah dengan mengontrol makanan apa saja yang masuk ke tubuhnya. Untuk itu, penting bagi para orang tua untuk memberi makanan sehat untuk anak.

Exit mobile version