Kemarin pagi, saat sarapan, Reza (3 tahun) tiba-tiba membuat wajah aneh setelah minum jus jeruk. “Mommy, it’s sour! My mouth feels funny!” dia berteriak dengan antusiasme. Ibunya tertawa melihat ekspresinya yang lucu. Beberapa minggu sebelumnya, dia belum bisa membedakan satu rasa dengan rasa yang lain. Sekarang? Dia sudah bisa mengidentifikasi berbagai rasa makanan dan bahkan menjelaskan dengan ekspresif bagaimana setiap rasa membuat mulutnya terasa.
Momen seperti ini adalah bagian dari perjalanan penting yang kami dampingi di Apple Tree Pre-School BSD yang berlokasi di Gedung Educenter BSD. Mengenal rasa makanan bukan hanya tentang anak belajar makan, tapi tentang bagaimana mereka mengembangkan kesadaran sensori, eksplorasi preferensi rasa, dan membangun hubungan sehat dengan makanan sejak dini.
Pertanyaan yang sering kamu tanyakan adalah: “Kapan sih anak bisa mulai belajar mengenal berbagai rasa? Kenapa ini penting?” Jawabannya sangat penting! Mengenal rasa makanan adalah jembatan untuk anak mengembangkan selera yang sehat, menghargai keragaman makanan, dan bahkan memperbaiki kebiasaan makan yang sulit. Mari kita bahas bersama-sama tentang cara mengenalkan rasa makanan pada anak dengan cara yang menyenangkan, engaging, dan aman.
Mengapa Penting Ajarkan Anak Mengenal Rasa Makanan?
Belajar mengenal rasa bukan sekadar tentang anak tahu mana yang enak dan mana yang tidak. Ini adalah pengembangan sensori fundamental yang penting untuk pertumbuhan anak secara menyeluruh.
Ketika anak belajar mengenal berbagai rasa makanan, mereka mengembangkan indera pengecap mereka, meningkatkan vocabulary, dan memiliki kebiasaan makan yang lebih berani. Ini adalah bagian inti dari pembelajaran holistik dalam kurikulum yang mengadopsi metodologi Singapura.
Mengenal rasa juga membantu anak memahami preferensi mereka, mengembangkan kemandirian dalam memilih makanan, dan bahkan berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik. Setiap rasa membawa pengalaman yang unik dan berkesan.
1. Mengembangkan Kesadaran Sensori dan Indera Pengecap
Mengenal rasa melatih indera pengecap anak untuk mengenali berbagai profil rasa yang berbeda. Ketika anak secara konsisten terpapar pada berbagai rasa, reseptor rasa mereka menjadi lebih sensitif dan berkembang.
Anak yang familiar dengan berbagai rasa cenderung lebih terbuka untuk mencoba makanan baru dibandingkan anak yang hanya terpapar pada profil rasa terbatas. Ini adalah fondasi untuk kebiasaan makan sehat yang akan mereka bawa seumur hidup.
Eksplorasi sensori melalui rasa juga meningkatkan perkembangan otak anak, khususnya area yang terkait dengan pengambilan keputusan dan preferensi. Setiap pengalaman rasa menciptakan koneksi syaraf baru di otak anak.
2. Perkembangan Bahasa dan Komunikasi
Mengenal rasa memberikan banyak vocabulary untuk anak pelajari dan gunakan. Kata-kata seperti ‘manis’, ‘asin’, ‘asam’, ‘pahit’, ‘gurih’, ‘pedas’ menjadi bagian dari vocabulary aktif mereka secara alami.
Ketika diminta mendeskripsikan rasa makanan, anak melatih bahasa deskriptif dan mengekspresikan preferensi mereka. Kalimat seperti “This apple is very sweet! It tastes delicious!” atau “The lemon is sour. I don’t like it so much” adalah kalimat yang anak secara natural produksi.
Pengembangan bahasa terjadi secara alami sebagai efek samping dari eksplorasi rasa, bukan dari latihan vocabulary yang dipaksa dan membosankan.
3. Kemandirian dan Keterampilan Pengambilan Keputusan
Ketika anak familiar dengan berbagai rasa, mereka mengembangkan kemampuan untuk membuat pilihan yang informed tentang apa yang mereka suka dan tidak suka. Ini adalah batu loncatan menuju kemandirian dan kesadaran diri.
Anak belajar bahwa preferensi mereka valid dan penting. Mereka belajar untuk mengekspresikan “I like sweet things” atau “I prefer salty over sour” tanpa rasa takut. Ini membangun kepercayaan diri mereka dalam mengekspresikan diri.
Kemampuan ini meluas ke luar makanan , anak yang belajar mengungkapkan preferensi tentang rasa cenderung lebih percaya diri dalam mengekspresikan preferensi di area lain dari kehidupan mereka juga.
4. Hubungan Sehat dengan Makanan
Paparan awal pada berbagai rasa membantu anak mengembangkan hubungan yang sehat dan seimbang dengan makanan. Mereka belajar bahwa makanan sehat bisa lezat, dan makanan manis tidak harus selalu tersedia.
Anak yang mengeksplorasi berbagai rasa lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan kebiasaan makan yang sangat sulit dan pilih-pilih. Mereka memahami bahwa dunia makanan itu beragam dan menarik, bukan hanya tentang makanan favorit mereka saja.
Pemahaman ini berkontribusi pada kebiasaan nutrisi yang lebih baik dan kesejahteraan keseluruhan anak, yang penting untuk perkembangan fisik dan performa akademik mereka.

Image Source: Canva
Empat Rasa Dasar yang Harus Anak Kenal
Ada empat rasa fundamental yang penting untuk anak preschool pelajari sebagai fondasi untuk memahami makanan yang lebih kompleks nantinya.
1. Rasa Manis (Sweet Taste)
Rasa manis adalah rasa yang paling familiar bagi mayoritas anak karena banyak makanan yang mereka suka adalah manis , buah-buahan, yogurt, madu, dan camilan lainnya.
Rasa manis dideteksi oleh reseptor rasa di ujung lidah anak. Ketika anak mencoba sesuatu yang manis, reseptor ini mengirimkan sinyal ke otak yang terdaftar sebagai rasa yang menyenangkan.
Buah-buahan seperti pisang, stroberi, mangga, dan apel adalah sumber yang sangat baik untuk memperkenalkan rasa manis dengan cara yang alami dan sehat. Ini adalah kesempatan sempurna untuk mengajarkan anak bahwa hal-hal manis bisa bergizi juga.
2. Rasa Asin (Salty Taste)
Rasa asin adalah rasa yang penting namun harus diperkenalkan dengan hati-hati, terutama untuk balita yang ginjal mereka masih berkembang.
Rasa asin mulai berkembang sebagai preferensi di sekitar usia 2-3 tahun. Anak mulai menyadari bahwa beberapa makanan memiliki rasa asin dan mulai mengembangkan preferensi untuk garam.
Makanan seperti crackers gandum utuh, keju, dan sayuran yang sedikit asin adalah pilihan baik untuk memperkenalkan rasa asin tanpa asupan garam berlebih. Penting untuk menjaga asupan garam minimal untuk anak-anak kecil.
3. Rasa Asam (Sour Taste)
Rasa asam adalah rasa paling menantang untuk anak kecil karena indera pengecap mereka belum sepenuhnya berkembang untuk menghargai nuansa rasa asam.
Buah jeruk seperti lemon, jeruk nipis, dan jeruk menyediakan rasa yang tangy dan asam yang khas. Ketika anak pertama kali mencoba sesuatu yang asam, mereka mungkin membuat wajah lucu , ini adalah reaksi normal dan bagian dari proses belajar mereka.
Secara bertahap meningkatkan paparan pada rasa asam membantu anak menghargai kompleksitas rasa dan mengembangkan selera yang lebih sophisticated seiring waktu.
4. Rasa Pahit (Bitter Taste)
Rasa pahit adalah rasa yang secara alami anak tolak pada awalnya, karena dari perspektif evolusi, pahit sering berarti berbahaya. Namun, dengan paparan yang lembut, anak bisa belajar menghargai rasa pahit.
Sayuran seperti brokoli, bayam, dan kale memiliki catatan pahit yang ringan. Ketika diperkenalkan dengan metode yang tepat dan dipasangkan dengan rasa yang familiar, anak bisa secara bertahap menerima rasa pahit.
Memahami bahwa rasa pahit sering dikaitkan dengan makanan sehat membantu anak mengembangkan hubungan positif dengan sayuran dan daun hijau yang penting untuk nutrisi mereka.
Aktivitas Mengenalkan Rasa Makanan yang Menyenangkan dan Engaging
Ada berbagai cara kreatif dan menyenangkan untuk memperkenalkan berbagai rasa kepada anak preschool dalam konteks yang playful dan edukatif.
1. Eksplorasi Rasa dan Aktivitas Sensori Tasting
Cara paling langsung adalah melakukan eksplorasi rasa yang dipandu dengan berbagai makanan yang mewakili rasa berbeda.
Siapkan sampel kecil dari makanan dengan rasa berbeda , pisang matang untuk manis, keju ringan untuk asin, jeruk segar untuk asam, dan brokoli kukus untuk pahit. Ajak anak untuk mencoba setiap sampel dan mendeskripsikan apa yang mereka rasakan.
Dorong anak untuk menggunakan bahasa deskriptif , “How does it taste? Is it sweet or salty? Does your mouth feel tingling? How does your tongue feel?” Pertanyaan seperti ini membimbing anak untuk lebih sadar dengan sensasi rasa mereka.
Tips praktis untuk eksplorasi rasa:
- Sajikan sampel dalam porsi kecil dan terukur agar tidak overwhelming
- Beri anak istirahat di antara mencicipi berbagai rasa untuk mereset indera pengecap mereka
- Sediakan air untuk membersihkan mulut di antara berbagai rasa
- Dorong anak untuk mengunyah perlahan dan dengan sadar, bukan sekadar menelan dengan cepat
- Buat suasana fun dan bebas tekanan , jangan paksa anak untuk menyukai semua rasa
2. Permainan Rasa dan Aktivitas Sorting
Membuat pembelajaran rasa menjadi permainan membuat pengalaman menjadi lebih engaging dan berkesan bagi anak.
Permainan sorting rasa yang sederhana , “Makanan mana yang manis? Mana yang asin? Mana yang asam?” , membantu anak melatih kategorisasi sambil mengeksplorasi rasa.
Blind taste test (dengan mata anak ditutup dengan lembut atau ditutup) membuat pengalaman menjadi lebih misterius dan exciting. “Bisakah kamu menebak apa ini hanya dengan mencicipi?” Aktivitas seperti ini meningkatkan keterampilan observasi dan pemikiran kritis.
Tips untuk permainan rasa:
- Jaga permainan sederhana dan sesuai dengan usia anak
- Gunakan makanan familiar yang anak sudah kenal
- Buat suasana interaktif dan menyenangkan, bukan seperti tes
- Rayakan tebakan anak dan observasi mereka, bahkan jika tidak tepat
3. Kombinasi Rasa dan Flavor Pairing
Anak bisa belajar bahwa berbagai rasa bisa dikombinasikan untuk menciptakan profil rasa yang menarik.
Menggabungkan manis dan asin , seperti crackers dengan madu, atau popcorn dengan sedikit garam , menunjukkan anak bagaimana rasa bisa saling melengkapi. Menggabungkan asam dan manis , seperti limun atau berry dengan yogurt , memperkenalkan kompleksitas.
Mengeksplorasi kombinasi rasa ini membantu anak mengembangkan selera yang lebih sophisticated dan menghargai nuansa dalam makanan. Ini juga cara yang menyenangkan untuk memperkenalkan anak pada konsep bahwa makanan bisa lebih menarik ketika rasa seimbang.
Tips untuk kombinasi rasa:
- Mulai dengan kombinasi sederhana sebelum bergerak ke yang lebih kompleks
- Jelaskan mengapa pasangan rasa tertentu bekerja dengan baik bersama
- Biarkan anak menyarankan kombinasi yang ingin mereka coba
- Rayakan kombinasi kreatif, bahkan jika tidak biasa
4. Aktivitas Memasak dan Persiapan Makanan
Melibatkan anak dalam memasak adalah cara yang sangat baik untuk mengeksplorasi rasa sambil mengajarkan keterampilan hidup yang berharga.
Ketika anak membantu menyiapkan makanan, mereka secara alami terpapar pada berbagai rasa , mencicipi bahan sambil memasak, mencoba hidangan yang sudah jadi, mendiskusikan rasa. “Miss, the banana is very sweet! What should we add?” jenis percakapan terjadi secara alami.
Aktivitas memasak sederhana seperti membuat smoothie buah, mencampurkan bahan untuk salad, atau menambahkan bumbu pada makanan memberi anak pengalaman langsung tentang bagaimana rasa berkembang dan berubah.
Tips untuk aktivitas memasak:
- Pilih resep yang sederhana dan aman untuk anak berpartisipasi
- Sorot aspek rasa selama proses memasak
- Biarkan anak mencicipi bahan di berbagai tahap
- Diskusikan bagaimana metode memasak mempengaruhi rasa dari makanan
5. Seni Makanan dan Eksplorasi Rasa Kreatif
Menciptakan seni makanan dengan fokus pada rasa adalah cara yang menyenangkan untuk menggabungkan kreativitas dengan pendidikan rasa.
Membuat “pelangi rasa” menggunakan berbagai makanan berwarna dan mengelompokkan mereka menurut rasa , buah-buahan manis dalam satu kelompok, sayuran asin dalam kelompok lain. Anak bisa mengatur makanan dalam pola sambil belajar tentang kategori rasa.
Membuat proyek seni bertema rasa , seperti menggambar makanan favorit dan memberi label dengan kata-kata rasa , memperkuat pembelajaran sambil melibatkan sisi kreatif anak.
Tips untuk aktivitas seni makanan:
- Gunakan perlengkapan seni yang aman untuk makanan (pewarna alami, material aman untuk makanan)
- Biarkan anak membuat dan kemudian mencicipi kreasi mereka
- Tampilkan karya dan diskusikan aspek rasa dari makanan yang digambarkan
- Rayakan kreativitas sambil memperkuat vocabulary rasa
6. Diary Rasa dan Catatan Observasi
Membuat diary rasa atau catatan sederhana membantu anak melacak preferensi rasa mereka seiring waktu dan melihat pola yang berkembang.
Setiap hari atau minggu, anak bisa menggambar atau menempel gambar makanan yang mereka coba, dan mencatat rasa apa yang mereka rasakan. Selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan, anak bisa melihat bagaimana preferensi rasa mereka berkembang dan berevolusi.
Praktik ini juga mendorong anak untuk lebih sadar tentang pengalaman makan mereka dan lebih conscious tentang sensasi rasa. Ini mengembangkan hubungan sehat dengan makanan yang crucial untuk lifetime.
Tips untuk diary rasa:
- Jaga format sederhana dan menyenangkan, tidak rumit
- Gunakan gambar dan simbol untuk anak yang lebih kecil
- Tinjau diary secara teratur dengan anak untuk mendiskusikan pola
- Rayakan rasa baru yang anak bersedia coba
Mengenalkan Rasa Makanan Berdasarkan Usia Preschool
Setiap tahap usia dalam preschool memiliki tingkat kesiapan dan tahap perkembangan yang berbeda untuk mengeksplorasi berbagai rasa.
1. Toddler (1.5-2 Tahun)
Di usia ini, eksplorasi rasa sangat dasar dan sebagian besar sensori. Anak mengalami rasa terutama melalui makanan familiar yang sudah mereka kenal , susu ibu, formula, atau makanan yang sudah menjadi makanan pokok.
Memperkenalkan rasa baru dilakukan dengan sangat bertahap dan dalam jumlah kecil. Balita belum memiliki bahasa lanjutan untuk mendeskripsikan rasa, jadi fokus pada paparan dan penerimaan lebih penting daripada diskusi yang rumit.
Aktivitas sederhana seperti membiarkan anak mencicipi makanan aman dengan profil rasa berbeda, mengamati reaksi mereka, dan menerima bahwa beberapa rasa mungkin perlu beberapa kali paparan sebelum anak menerimanya.
2. Pre-Nursery (2-3 Tahun)
Anak mulai mengembangkan preferensi rasa yang lebih distinct. Mereka mungkin berkata “I like sweet!” atau membuat wajah ketika mencicipi sesuatu yang pahit atau asam.
Vocabulary untuk rasa mulai berkembang , anak bisa belajar kata-kata seperti ‘manis’, ‘asin’, ‘yummy’, ‘no thank you’ untuk mengekspresikan preferensi rasa mereka. Bahasa sederhana tentang rasa bisa diperkenalkan.
Aktivitas bisa lebih interaktif , mencicipi pasangan rasa sederhana, mengamati dan mendeskripsikan reaksi, dan secara lembut memperkenalkan anak pada pengalaman rasa baru dengan makanan familiar sebagai jaminan keamanan.
3. Nursery (3-4 Tahun)
Anak di usia ini bisa mendeskripsikan rasa lebih detail dan mengembangkan preferensi yang lebih sophisticated. Mereka bisa berkata “This orange is sweet and juicy!” atau “Broccoli tastes different from carrot.”
Permainan rasa dan aktivitas kombinasi rasa yang lebih kompleks bisa diperkenalkan. Anak mulai memahami bahwa rasa bisa dicampur , manis dan asin bersama, atau asam dalam salad buah.
Anak juga mulai interested dalam bagaimana makanan dibuat dan mengapa benda terasa cara tertentu. Pertanyaan seperti “Why does salt make it tasty?” bisa dijawab dengan penjelasan sederhana.
4. Kindergarten 1 & 2 (4-6 Tahun)
Anak sudah mengembangkan kesadaran rasa yang cukup sophisticated. Mereka bisa menjelaskan preferensi rasa, mencoba makanan baru dengan lebih confident, dan bahkan membuat prediksi tentang bagaimana makanan baru mungkin rasanya.
Aktivitas yang lebih kompleks bisa diperkenalkan , eksperimen rasa yang melibatkan pemahaman bagaimana suhu mempengaruhi rasa, bagaimana mencampurkan bahan mengubah rasa, atau bagaimana metode memasak berdampak pada rasa makanan.
Anak bisa berpartisipasi dalam proyek memasak yang lebih terlibat dan bahkan membuat resep sederhana mereka sendiri sambil mengeksplorasi bagaimana bahan yang berbeda berkontribusi pada berbagai rasa.
Mengenalkan Rasa Makanan di Rumah , Tips Praktis untuk Orang Tua
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam melanjutkan eksplorasi rasa di rumah dan membangun hubungan sehat anak dengan makanan.
1. Paparan Regular pada Berbagai Rasa
Konsistensi adalah kunci untuk mengembangkan eater yang berani. Secara teratur paparkan anak pada berbagai profil rasa, bahkan jika mereka menolak pada percobaan pertama.
Penelitian menunjukkan bahwa anak mungkin butuh 10-15 kali paparan pada rasa baru sebelum mereka menerimanya. Jangan menyerah jika anak tidak menyukai sesuatu di ciciapan pertama , terus coba dengan persiapan berbeda atau kombinasi.
Jadikan waktu makan sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi rasa. Diskusikan rasa dari makanan yang dimakan , “This mango is sweet and juicy. Try some!” , normalisasi diskusi tentang rasa di meja keluarga.
2. Model Perilaku Rasa Positif
Anak belajar banyak dari mengamati orang tua mereka. Ketika orangtua menikmati berbagai rasa dan menunjukkan antusiasme tentang mengeksplorasi makanan baru, anak secara alami mengikuti contoh.
Verbalkan pengalaman rasa , “Wow, bayam ini sedikit asin dan pahit, tapi aku benar-benar menyukainya!” atau “Jus lemon itu asam, tapi membuat ikan rasanya lezat!” , menunjukkan anak bahwa berbagai rasa semua bisa dihargai dan dinikmati.
Jangan memaksa atau memberi tekanan pada anak untuk menyukai rasa tertentu, tapi model antusiasme tentang eksplorasi rasa mengirimkan pesan yang powerful bahwa keragaman makanan adalah hal positif.
3. Eksplorasi Rasa Aman di Rumah
Ciptakan lingkungan yang aman di mana anak bisa mengeksplorasi berbagai rasa tanpa tekanan atau penilaian.
Siapkan sampel rasa kecil yang anak bisa coba tanpa komitmen untuk makan porsi besar. Pendekatan “Just try tiny little bit” kurang threatening untuk anak yang hati-hati dalam makan.
Gabungkan rasa baru dengan yang familiar , melayani sayuran baru dengan dips familiar, atau mencampur rasa baru dengan makanan yang sudah anak suka , meningkatkan kemungkinan anak akan mencoba dan menerima rasa baru.
4. Memasak Bersama Sebagai Kesempatan Belajar Rasa
Melibatkan anak dalam aktivitas dapur adalah cara yang menyenangkan untuk mengeksplorasi rasa sambil mengajarkan keterampilan berharga.
Biarkan anak membantu dengan tugas sederhana , mengaduk, mencicipi bahan, menambahkan bumbu (di bawah pengawasan). Pertanyaan seperti “Does it need more salt? Taste and tell me!” melibatkan anak dalam penemuan rasa aktif.
Jelaskan hubungan antara bahan dan rasa akhir , “We add lemon juice to make it sour and tangy. Try it and see!” , membantu anak memahami bagaimana elemen berbeda berkontribusi pada pengalaman rasa keseluruhan.
5. Normalisasi Penolakan Rasa dengan Respect
Penting untuk menghormati preferensi rasa anak sambil secara lembut mendorong eksplorasi.
Jangan paksa anak untuk makan atau menyukai hal yang mereka jelas tidak suka. Sebaliknya, akui preferensi, “I see you don’t like very sour things. That’s okay. What other tastes do you enjoy?”, validasi perasaan mereka sambil dorong eksplorasi yang lebih luas.
Terus paparkan anak pada rasa yang sebelumnya ditolak dalam konteks berbeda, tapi tanpa tekanan. Kadang preferensi rasa berubah seiring kedewasaan atau dengan metode persiapan berbeda.

Image Source: Canva
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan tentang Mengenalkan Rasa Makanan
Q: Berapa usia ideal untuk mulai memperkenalkan berbagai rasa?
A: Paparan pada berbagai rasa bisa dimulai sejak anak mulai makan makanan solid, biasanya sekitar 6 bulan. Namun, aktivitas eksplorasi rasa yang lebih terbimbing bisa lebih formal dimulai sekitar usia 2-3 tahun ketika anak memiliki keterampilan bahasa yang lebih baik untuk mendeskripsikan pengalaman rasa.
Q: Apakah memberi anak makanan asin atau manis terlalu banyak akan membuat mereka lebih suka hanya rasa tertentu?
A: Paparan berlebihan pada rasa tertentu bisa mengembangkan preferensi kuat yang mungkin sulit diubah. Penting untuk menyeimbangkan , tawarkan varietas tanpa membanjiri garam atau gula. Varietas sehat sejak dini membuat anak mengembangkan selera yang lebih seimbang.
Q: Bagaimana kalau anak sangat pilih-pilih dan menolak sebagian besar makanan?
A: Ini common dan biasanya fase yang akan hilang dengan kesabaran. Terus tawarkan varietas tanpa tekanan, model makan enthusiastik dari berbagai makanan, dan jika kekhawatiran berlanjut, konsultasikan dengan dokter anak atau ahli gizi untuk evaluasi.
Q: Apakah aman memberikan anak rasa pahit atau akan mereka jadi tidak suka sayuran? A: Ya, aman. Pengenalan yang lembut pada sayuran sedikit pahit dengan rasa familiar (seperti butter ringan atau saus keju) membantu anak mengembangkan selera untuk sayuran. Paparan berulang tanpa tekanan adalah kunci.
Q: Bagaimana membedakan antara preferensi rasa nyata versus perilaku pilih-pilih makan?
A: Preferensi nyata biasanya konsisten , anak selalu menolak rasa tertentu. Perilaku pilih-pilih sering lebih situasional , anak mungkin menolak makanan tertentu tapi terima makanan yang sama dalam persiapan berbeda. Memahami perbedaan ini membantu orang tua merespons dengan tepat.
Mari Ajak Anak Petualangan Rasa yang Exciting dan Sehat
Mengenal rasa makanan adalah salah satu perjalanan belajar paling menyenangkan yang bisa dialami anak. Setiap kali mereka mencicipi sesuatu yang baru, syaraf-syaraf mereka membuat koneksi baru dan selera mereka berkembang.
Perjalanan eksplorasi rasa harusnya menyenangkan, bebas tekanan, dan penuh dengan penemuan. Bukan tentang anak harus menyukai semua rasa, tapi tentang membuka pikiran mereka pada kemungkinan dan membangun kepercayaan diri dalam membuat pilihan makanan sendiri.
Di Apple Tree Pre-School BSD, kami mengintegrasikan eksplorasi rasa sebagai bagian dari pengalaman belajar holistik. Melalui berbagai aktivitas dan pengalaman, kami membantu anak mengembangkan hubungan yang sehat dan berani dengan makanan yang akan melayani mereka dengan baik seumur hidup.
Yuk, mulai petualangan rasa bersama anak kamu dengan cara yang alami, menyenangkan, dan penuh discovery! Hubungi kami sekarang di WhatsApp atau telepon langsung ke +62 888-1800-900.
Daftarkan anak ke program kelas kami dan saksikan bagaimana mereka mengeksplorasi, belajar, dan berkembang dalam lingkungan yang nurturing yang kami ciptakan. Bersama-sama kita bangun generasi yang sehat, bahagia, dan cerdas! 🍎🍋🧂