Anak Main Medsos Di Usia Dini, Ini Resikonya!

Anak Main Medsos Di Usia Dini, Ini Resikonya!

 

Bermain medsos memang bisa memberi dampak positif untuk para penggunanya apabila diimbangi dengan sikap bijak. Orang dapat meningkatkan kreativitas dan menyerap info-info bermanfaat yang mungkin sulit ditemukan dalam kehidupan nyata. Sayangnya medsos juga bagaikan pedang bermata dua yang punya dampak negatif, terutama bagi anak-anak.

Anak dan balita akan meniru kebiasaan orang dewasa yang gemar bermain medsos di setiap kesempatan. Pada usianya, si kecil belum mampu membedakan konten yang baik dan buruk untuk diikuti. Tidak heran kalau platform media sosial juga sebenarnya membatasi minimal usia pengguna di angka 13 tahun. Karena inilah resiko yang mengintai jika anak bermain medsos sejak usia dini.

 

Membentuk sikap anti sosial

 

Keseruan yang muncul ketika bermain media sosial bisa membuat candu sampai-sampai si kecil mengabaikan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih suka berinteraksi di media sosial melalui postingan konten, bertukar komentar, hingga membalas DM. Padahal anak-anak dan balita perlu mengembangkan kemampuan bersosialisasinya sejak dini juga dengan teman sebayanya.

 

Kemampuan komunikasi langsung terbilang buruk

 

Saling memberi komentar dan chatting lewat DM memang termasuk dalam kegiatan komunikasi. Namun, komunikasi ini sifatnya tidak langsung dan tertulis. Alhasil anak yang sudah terbiasa melakukannya akan mengalami kekurangan dalam kemampuan berkomunikasi secara langsung di dunia nyata. Di antaranya seperti keterbatasan kosakata, tata bahasa yang kurang tepat, hingga sulit bergabung dengan obrolan teman lainnya.

 

Rasa percaya diri menurun

 

Ketika bermain medsos, anak akan menemukan banyak pengguna lain yang mungkin memiliki kehidupan atau penampilan lebih baik dibanding dirinya. Karena anak belum bisa mengontrol emosi dengan baik, anak akan sangat rentan untuk mengalami penurunan rasa percaya diri. Jika tidak ditangani sesegera mungkin, nantinya si kecil bisa terus merasa insecure hingga remaja dan dewasa.

 

Muncul rasa iri

 

Via Freepik

 

Konten-konten penuh barang kekinian biasanya akan selalu muncul di halaman eksplor media sosial. Tanpa disadari, konten-konten seperti itu bisa membuat anak merasa iri. Beberapa anak akan terus merengek untuk dibelikan barang tersebut. Beberapa lainnya bisa saja nekat melakukan kejahatan demi bisa mendapatkan barang tersebut.

 

Sulit berkonsentrasi pada pelajaran

 

Saat anak sudah bermain medsos sejak usia dini, seringkali anak akan mengalami kecanduan yang menyebabkan mereka sulit konsentrasi pada pelajaran di sekolah. Hal yang sering terjadi adalah anak tidak bisa fokus mengikuti pelajaran karena ingin buru-buru pulang dan bermain medsos lagi. Begitu pula ketika berada di rumah. Bukannya mengerjakan PR atau belajar untuk ujian, mereka malah memilih untuk bermain medsos selama berjam-jam. Perilaku ini juga rentan membuat anak cepat emosi ketika jam mainnya dibatasi.

 

Rentan terpapar hoax dan misinformasi

 

Anak di bawah umur belum bisa menggunakan medsos secara bijak untuk membedakan mana info yang benar dan info yang salah. Mereka lebih mudah percaya pada konten hoax dan misinformasi sehingga memberi pengaruh buruk pada hubungan sosial, bahkan membahayakan keselamatan dirinya.

 

Rawan terpapar konten dewasa dan kekerasan

 

Via Freepik

 

Walaupun orangtua sudah mengatur media sosial anak untuk menghindari konten dewasa dan kekerasan, nyatanya ada saja konten yang lolos dari pengaturan tersebut karena kelalaian sistem dari media sosial tersebut. Saat anak terpapar konten dewasa dan kekerasan, bukan tidak mungkin mereka penasaran lalu menirunya.

Lalu apakah anak tidak boleh main medsos sama sekali? Tentu saja anak boleh memainkannya, namun setelah usianya sudah cukup matang untuk bisa bersikap bijak saat mengeksplorasi. Belakangan ini ada banyak content creator yang kreatif mengunggah konten edukasi secara fun sehingga anak dapat mendapatkan ilmu baru, lho. Tetap awasi kegiatan anak saat bermain medsos dan bimbing mereka agar tidak terjerumus hal negatif yang tersebar di sana.

 

Exit mobile version