Dongeng sebelum tidur adalah cara yang menyenangkan untuk memperkenalkan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak. Cerita-cerita ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membantu membentuk karakter dan imajinasi anak. Di Apple Tree Pre-School BSD, kami percaya bahwa dongeng dapat mengajarkan banyak hal berharga bagi perkembangan anak.
Berikut adalah 5 dongeng terbaik yang bisa kamu ceritakan kepada anak-anak Indonesia sebelum tidur, lengkap dengan pelajaran yang bisa diambil dari setiap cerita.
1. Si Kancil dan Buaya

Image Source:pinterest.com
Pada suatu hari di sebuah hutan, hiduplah seekor kancil yang cerdik dan licik. Si Kancil terkenal di kalangan hewan-hewan hutan karena kecerdasannya.
Suatu hari, Si Kancil sedang berjalan-jalan di tepi sungai. Ia ingin menyeberang ke seberang sungai untuk mencari makanan, tetapi sungai itu terlalu lebar dan dalam untuk dilompati
Namun, Si Kancil tahu bahwa sungai itu dipenuhi oleh buaya-buaya yang ganas. Si Kancil berpikir sejenak, kemudian tersenyum licik. Ia punya rencana untuk menipu para buaya. Dengan penuh percaya diri, Si Kancil berdiri di tepi sungai dan berteriak,
“Hai, Buaya!” panggil Si Kancil dengan suara lantang.
Salah satu buaya membuka matanya dan bertanya, “Ada apa, Kancil? Mengapa kau datang mendekati kami?”
Si Kancil tersenyum dan menjawab, “Aku membawa kabar baik untuk kalian, Buaya,” jawab Si Kancil dengan wajah serius.
“Raja hutan telah memerintahkan aku untuk menghitung jumlah kalian semua. Kalian terpilih untuk menerima hadiah dari Raja, tapi aku harus tahu berapa banyak buaya yang ada di sungai ini.”
Buaya tertarik dengan cerita Si Kancil. “Hadiah dari Raja? Apa hadiahnya?”
“Ah, itu rahasia,” kata Si Kancil sambil tersenyum. “Tapi pertama-tama, kalian harus berbaris rapi dari tepi sungai ini sampai ke seberang sana. Dengan begitu, aku bisa menghitung jumlah kalian satu per satu.”
Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya yang lain pun segera muncul dan mulai berbaris di atas permukaan air, dari satu tepi sungai hingga tepi yang lain.
Si Kancil melompat ke punggung buaya pertama dan mulai menghitung dengan suara keras, “Satu, dua, tiga…” sambil melompat dari satu buaya ke buaya lainnya hingga akhirnya ia sampai di seberang sungai.
Setelah sampai di seberang, Si Kancil tertawa dan berkata, “Terima kasih, Buaya! Sebenarnya aku tidak ditugaskan untuk menghitung kalian. Aku hanya butuh menyeberang sungai ini.”
Para buaya merasa ditipu, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa marah dan kecewa karena sudah tertipu oleh kecerdikan Si Kancil.
Si Kancil pun pergi meninggalkan sungai dengan hati gembira. Ia terus berjalan mencari makanan sambil tertawa kecil mengingat betapa mudahnya ia menipu para buaya.
Pesan Moral yang Dapat Dipelajari dari Cerita Ini:
Dongeng ini mengajarkan tentang pentingnya kepandaian dan kecerdikan dalam mengatasi masalah. Si Kancil yang kecil dan lemah bisa mengalahkan Buaya yang lebih besar dan kuat hanya dengan strategi cerdasnya. Pemikiran cepat dan kreativitas adalah kunci untuk menghadapi tantangan, meskipun kita terlihat lebih lemah atau kecil dibandingkan dengan orang lain.
2. Bawang Merah dan Bawang Putih

Image Source:pinterest.com
Pada zaman dahulu, hiduplah dua saudari tiri bernama Bawang Merah dan Bawang Putih. Sejak kecil, Bawang Putih sudah kehilangan ibunya.
Setelah itu, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang sudah memiliki anak bernama Bawang Merah.
Sayangnya, tak lama kemudian, ayah Bawang Putih pun meninggal, meninggalkan Bawang Putih hidup bersama ibu tiri dan saudari tirinya. Sejak saat itu, kehidupan Bawang Putih berubah drastis.
Setiap hari, dia dipaksa mengerjakan semua pekerjaan rumah, dari membersihkan rumah hingga mencuci pakaian, sementara Bawang Merah hanya duduk santai.
Suatu hari, ketika sedang mencuci di sungai, salah satu baju milik ibu tirinya terbawa arus dan hanyut.
Bawang Putih sangat panik, tak tahu harus berbuat apa. Dalam kebingungannya, dia bertemu dengan seorang nenek tua yang baik hati.
Nenek itu mengatakan bahwa dia telah menemukan baju yang hanyut, dan akan mengembalikannya.
Akan tetapi nenek punya satu permintaan, yakni Bawang Putih harus membantunya menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah.
Dengan senang hati, Bawang Putih pun membantu nenek tersebut.
Setelah semua pekerjaan selesai, nenek itu menepati janjinya dan mengembalikan baju ibu tirinya.
Tak hanya itu, nenek itu juga memberinya hadiah, sebuah labu, dengan pilihan antara labu besar dan labu kecil. Dengan rendah hati, Bawang Putih memilih labu yang kecil.
Setibanya di rumah, betapa terkejutnya Bawang Putih, ibu tiri, dan Bawang Merah ketika mereka membuka labu tersebut dan menemukan bahwa labu itu berisi perhiasan yang sangat banyak.
Tergiur dengan nasib baik Bawang Putih, keesokan harinya Bawang Merah meniru apa yang dilakukan oleh Bawang Putih.
Dia sengaja menghanyutkan bajunya dan mencari nenek yang sama.
Ketika diberi pilihan, Bawang Merah dengan rakus memilih labu yang besar, berharap mendapatkan lebih banyak harta.
Namun, saat labu itu dibuka, isinya adalah ular-ular berbisa yang mengerikan.
Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi Bawang Merah dan ibunya.
Mereka menyadari bahwa keserakahan dan perilaku buruk mereka terhadap Bawang Putih adalah sebuah kesalahan besar.
Dengan hati yang penuh penyesalan, mereka meminta maaf kepada Bawang Putih atas semua yang telah mereka lakukan.
Pesan Moral yang Dapat Dipelajari dari Cerita Ini:
Cerita ini mengajarkan bahwa kebaikan hati akan selalu mendatangkan kebahagiaan, sementara perbuatan buruk akan mendapatkan balasan yang setimpal. Bawang Putih menunjukkan bahwa dengan memiliki sikap baik dan berbuat jujur, kita bisa meraih kehidupan yang lebih baik, meskipun menghadapi orang yang tidak jujur atau tidak baik.
3. The Tortoise and The Hare (Kura-Kura dan Kelinci)

Image Source:pinterest.com
Pada suatu hari, hiduplah seekor kelinci yang tinggal di dalam hutan. si Kelinci terkenal sebagai hewat yang bisa berlari dengan cepat dibandingkan dengan hewan-hewan lainnya di hutan.
Suatu ketika, Kelinci yang merasa kemampuannya semakin hebat dalam balap lari, mengajak Kura-Kura untuk bertanding. Kura-Kura yang rendah hati pun menyambut dengan antusias ajakan dari Kelinci. Akhirnya keduanya mempersiapkan balap lari tersebut dan ditemani oleh hewan-hewan lainnya yang ada di hutan.
Kelinci yang merasa lebih hebat berhasil lari lebih kencang dibandingkan dengan Kura-Kura yang pergerakannya amat lambat. Meski berjalan dengan pelan, namun Kura-Kura masih tetap bersemangat untuk mengikuti balap lari ini.
Ketika mendekati garis finish, Kelinci memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon yang rindang. Kelinci yakin kalau Kura-Kura tidak akan bisa menyusulnya.
“Ah dia kan jalannya saja lambat,” ujar si Kelinci.
Tanpa sadar, Kelinci malah tertidur di bawah pohon rindang tersebut. Kelinci tidak menyadari saat dia tertidur, Kura-Kura sudah berhasil melewatinya dan sekarang posisi Kura-Kura lebih dekat dari garis finish. Kelinci sudah berusaha untuk berlari dengan cepat, tapi dia tetap tidak bisa menyusul Kura-Kura yang tiba tepat waktu di garis finish.
Pesan Moral yang Dapat Dipelajari dari Cerita Ini:
Cerita ini mengajarkan bahwa kesabaran dan ketekunan sering kali lebih penting daripada kecepatan atau kemampuan alami. Meskipun Kelinci lebih cepat, ia kalah karena terlalu percaya diri dan tidak tekun. Kura-Kura, dengan langkah lambatnya namun pasti, membuktikan bahwa dengan konsistensi dan usaha kita bisa mencapai tujuan kita, meskipun tampaknya kita tidak punya keunggulan.
4. Timun Mas

Image Source:pinterest.com/drawnbykevins
Dahulu kala, hiduplah seorang wanita tua bernama Mbok Sirni yang tinggal seorang diri.
Suaminya telah lama meninggal, dan meskipun setiap hari ia bekerja keras menanam sayur-mayur dan menjualnya di pasar, ia tetap merasa kesepian karena tak memiliki seorang anak pun.
Setiap hari, Mbok Sirni memanjatkan doa kepada Tuhan, berharap agar diberikan seorang anak yang bisa menemani hari-harinya.
Suatu hari, ketika sedang berdoa dengan sungguh-sungguh, muncul raksasa bertubuh besar dan berwajah hijau, yang dikenal dengan nama Buto Ijo.
Raksasa itu menawarkan bantuan kepada Mbok Sirni. “Aku bisa memberimu seorang anak, tetapi ada syaratnya. Ketika anak itu berusia enam tahun, kamu harus menyerahkannya kembali padaku,” ucap Buto Ijo dengan suara menggelegar.
Mbok Sirni, yang sangat merindukan seorang anak, langsung menyetujui permintaan itu tanpa berpikir panjang.
Buto Ijo kemudian memberikan benih mentimun kepada Mbok Sirni dan menyuruhnya menanamnya di ladang.
Ia mengatakan bahwa di antara semua timun yang tumbuh, akan ada satu timun berwarna emas yang berisi bayi. Dua minggu kemudian, tanaman-tanaman timun mulai berbuah.
Di antara semua buah, ada satu timun yang ukurannya paling besar dan berwarna emas. Dengan penuh kegembiraan, Mbok Sirni membelah timun itu dan di dalamnya terdapat seorang bayi perempuan yang cantik.
Bayi itu kemudian diberi nama Timun Mas oleh Mbok Sirni. Waktu berlalu, Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan baik hati.
Mbok Sirni sangat menyayanginya. Namun, tibalah saat yang dinantikan Buto Ijo. Ia kembali untuk menagih janji dan mengambil Timun Mas.
Mbok Sirni yang tidak ingin kehilangan putri kesayangannya, berdoa dengan tulus agar Timun Mas bisa selamat.
Doanya dijawab oleh seorang petapa yang datang membawa empat benda: biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.
Petapa itu memberikan benda-benda tersebut kepada Timun Maas, dengan pesan bahwa barang-barang itu bisa digunakan untuk melindungi dirinya.
Ketika Buto Ijo mulai mengejar Timun Maas, gadis itu melemparkan biji mentimun yang seketika tumbuh menjadi hutan mentimun yang lebat, menghalangi jalan Buto Ijo.
Namun, Buto Ijo berhasil menerobos hutan itu dan terus mengejar. Lalu Timun Mas menaburkan jarum, yang berubah menjadi hutan bambu runcing yang menghadang Buto Ijo.
Meski terluka, raksasa itu tetap tidak menyerah. Timun Mas kemudian menaburkan garam yang seketika berubah menjadi lautan luas. Namun, Buto Ijo tetap bisa menyeberang.
Akhirnya, Timun Mas menaburkan terasi yang berubah menjadi lumpur panas. Buto Ijo terperangkap dan akhirnya tenggelam di dalam lumpur tersebut.
Dengan kematian Buto Ijo, Timun Maas akhirnya bebas dan kembali ke rumah. Ia hidup bahagia bersama Mbok Sirni tanpa lagi dihantui oleh ancaman raksasa yang jahat.
Pesan Moral yang Dapat Dipelajari dari Cerita Ini:
Dongeng ini mengajarkan bahwa keberanian dan kecerdikan bisa mengalahkan kekuatan fisik. Timun Mas menghadapi raksasa yang sangat besar dengan tekad dan keberanian. Meskipun kecil dan lemah, ia menggunakan strategi dan bantuan dari orang lain untuk mengatasi masalah besar. Ini mengajarkan anak-anak bahwa berani menghadapi ketakutan dan meminta bantuan bila perlu, dapat membantu kita mengatasi rintangan terbesar sekalipun.
5. Putri Salju dan Tujuh Kurcaci

Image Source: Sortiraparis.com
Pada zaman dahulu, ada sorang putri dengan rupa yang sangat cantik. Putri ini bernama Putri Salju. Selain cantik, Putri Salju juga dikenal sebagai seseorang yang sangat baik dan ramah pada orang lain dan bahkan pada hewan-hewan yang ada di sekitarnya.
Lalu, pada suatu hari saat Putri Salju sedang pergi keluar dan berjalan-jalan di sekitar hutan, ia bertemu dengan seorang pangeran. Mereka berdua pun berkenalan dan mereka menjadi dekat. Tanpa mereka berdua sadari, ratu yang jahat sedang mengawasi mereka berdua. Ratu ini sangat jahat dan ia tidak suka dengan Putri Salju karena ia merasa iri serta cemburu dengan paras Putri Salju. Sang Ratu sangat menginginkan dirinya menjadi wanita yang paling cantik di dunia tapi ia merasa terkalahkan oleh Putri Salju. Lalu, ia pun berpikir untuk membunuh Putri Salju agar ia bisa menjadi wanita yang paling cantik di dunia.
Sang Ratu pun mengutus Pemburu untuk membunuh Putri Salju. Tentunya, si Pemburu tidak bisa menolaknya dan menyanggupi perintah Ratu. Namun, saat Pemburu sudah menemukan Putri Salju, ia tidak tega untuk membunuhnya karena dia sebenarnya tahu bahwa Putri Salju tidak melakukan kesalahan apa-apa. Pemburu pun akhirnya menyuruh Putri Salju untuk pergi melarikan diri sejauh mungkin agar Ratu tidak bisa menemukannya lagi.
Putri Salju pun pergi berlari jauh ke dalam hutan. Ia tersesat dan ketakutan, tapi tiba-tiba ia menemukan sebuah pondok. Putri Salju ragu untuk mengetuk pondok itu tapi ia juga sangat membutuhkan tempat untuk berlindung. Akhirnya, ia berhasil mengumpulkan semua keberanian dan mengetuknya. Tak disangka-sangka, pintu pondok itu tidak dikunci dan langsun terbuka saat ia mengetuknya.
Pondok itu sangat berantakan dan tidak ada penghuninya. Putri Salju pun membersihkan seisi pondok itu. Di dalam sana, ia menemukan tujuh tempat tidur yang berukuran kecil. Putri Salju mengira yang tinggal di pondok itu adalah anak-anak. Putri Salju pun mengistirahatkan kepalanya sejenak dan ia malah tertidur.
Di waktu yang bersamaan, ketujuh kurcaci pemilik pondok itu sedang berjalan dengan semangat menuju rumahnya. Mereka sudah membayangkan kasur-kasur yang empuk dan nyaman karena mereka sudah bekerja seharian. Namun, saat mereka sampai, mereka justru menemukan seorang perempuan cantik yang tertidur di kasur mereka. Mereka ingin membangunkan Putri Salju tapi mereka tidak tega karena Putri Salju terlihat sangat lelah.
Akhirnya, saat Putri Salju terbangun, ia terkejut dan terpesona dengan tujuh kurcaci yang sedang melihat dirinya tidur. Para kurcaci itu pun memperkenalkan diri mereka, nama mereka adalah Dopey, Sneezy, Happy, Grumpy, Doc, Bashful, dan Sleepy.
Putri Salju menceritakan alasan dirinya pergi jauh ke dalam hutan. Para kurcaci pun merasa iba dan membiarkan Putri Salju untuk tinggal bersama mereka sementara waktu. Mereka berpesta dan bergembira bersama-sama. Putri Salju disambut dengan hangat oleh para kurcaci ini.
Di istana, ternyata Ratu tetap mengetahui bahwa Putri Salju masih hidup dan Pemburu sudah membohonginya. Ia mengetahuinya dari sebuah cermin ajaib yang bisa memberi tahu jawaban dari segala pertanyaan Ratu. Ia pun sangat marah dan akhirnya ia berpikir untuk membunuh Putri Salju dengan tangannya sendiri. Sang Ratu membuat sebuah ramuan ajaib yang dicampur dengan buah apel untuk membunuh Putri Salju.
Keesokan harinya, saat para kurcaci sedang pergi bekerja, Ratu menghampiri pondok di mana Putri Salju tinggal dan ia menyamar menjadi seorang nenek-nenek yang menawarkan Putri Salju buah apel. Putri Salju pun ingin menerima pemberiannya tanpa merasa curiga sedikit pun. Saat ia memakannya, ia langsung terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Lalu, saat Ratu pergi kembali ke istana, ada badai yang tiba-tiba datang dan petirnya menyambar Ratu. Ia pun jatuh ke dalam jurang dan ia tidak pernah terlihat lagi sejak itu. Sedangkan para kurcaci sangat terkejut saat mereka pulang dan melihat Putri Salju tidak sadarkan diri. Mereka mencoba segala cara tapi tidak berhasil.
Akhirnya pada suatu hari, seorang pangeran tampan datang menghampiri pondok itu karena ia ingin beristirahat setelah berkeliling hutan. Ternyata, pangeran ini sudah mencari-cari Putri Salju sejak lama! Para kurcaci pun membiarkan pangeran ini masuk. Ia melihat wajah Putri Salju dengan tatapan penuh cinta dan sedih karena Putri Salju tidak bisa terbangun. Sang pangeran pun menciumnya dengan tulus dan tiba-tiba Putri Salju terbangun!
Ternyata, mantra jahat Ratu bisa terpatahkan oleh ciuman cinta sejati. Akhirnya mereka berdua pun kembali ke kerajaan dan menikah.
Pesan Moral yang Dapat Dipelajari dari Cerita Ini:
Cerita ini mengajarkan tentang pentingnya berbuat baik meskipun dihadapkan pada ketidakadilan. Meskipun ibu tiri Putri Salju sangat jahat, Putri Salju tetap menunjukkan sikap yang baik dan penuh kasih. Keberanian untuk tetap baik dalam menghadapi kesulitan dan menghadapi ketidakadilan dengan kepala tegak adalah pesan yang bisa diajarkan kepada anak-anak.
Mengapa Dongeng Sebelum Tidur Itu Penting?
Dongeng sebelum tidur bukan hanya tentang menghibur anak-anak, tetapi juga tentang mengajarkan nilai moral dan menumbuhkan imajinasi mereka. Ketika kamu bercerita, anak-anak tidak hanya mendengarkan, tetapi juga belajar tentang karakter, nilai-nilai, dan prinsip kehidupan yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Di Apple Tree Pre-School BSD, kami juga menggunakan dongeng untuk mengajarkan nilai-nilai penting ini dalam kegiatan belajar anak.
Ayo, Bergabunglah dengan Kami di Apple Tree Pre-School BSD!
Jika kamu ingin anakmu belajar dalam lingkungan yang penuh keceriaan, kasih sayang, dan penuh dengan pembelajaran yang menyenangkan, bergabunglah dengan kami di Apple Tree Pre-School BSD. Kami memiliki berbagai program yang mendukung perkembangan anak, baik akademik maupun sosial, dengan pendekatan yang menyenangkan dan penuh kasih sayang.
Mendaftar sekarang dan beri anakmu kesempatan untuk belajar, bermain, dan tumbuh dalam lingkungan yang mendukung dan penuh keceriaan!
Hubungi kami melalui WhatsApp di chat wa link atau telepon di +62 888-1800-900 untuk informasi lebih lanjut.
Ayo bermain dan belajar dengan anak lain di Apple Tree Pre-School BSD yang terletak di Gedung Educenter BSD!